Studi : Kemahiran Berbahasa Inggris Berpengaruh pada Pendapatan

Jum'at, 14 Desember 2018 | 13:51 WIB
Studi : Kemahiran Berbahasa Inggris Berpengaruh pada Pendapatan
Diskusi EF Education First. (Suara.com/Firsta Putri Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang, kemampuan berbahasa Inggris dianggap sebagai modal wajib untuk dimiliki setiap orang untuk bersaing di dunia kerja. Sebuah riset yang dilakukan lembaga English First bertajuk English Proficiency Index (EPI), menunjukkan bahwa kemahiran berbahasa Inggris memiliki keterkaitan dengan daya saing ekonomi, perkembangan sosial, dan inovasi.

"Negara-negara dengan tingkat kemahiran bahasa Inggris yang tinggi, cenderung memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi, kualitas hidup lebih baik, serta investasi yang lebih besar dalam penelitian dan pengembangan," ujar Dr. Minh N. Tran, Executive Director of Academic Affairs, EF Education First dalam temu media di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Menurut Tran, orang yang mampu berbahasa Inggris biasanya lebih cepat menapaki puncak karir sehingga berpengaruh pada pendapatan yang diterimanya. Hal ini wajar saja terjadi karena kini bahasa Inggris menjadi bahasa resmi dalam interaksi yang lebih luas dan bahkan pada skala global.

"Bahasa Inggris secara de facto menjadi bahasa komunikasi untuk segala jenis pertukaran internasional, baik berupa barang, layanan maupun gagasan di berbagai belahan dunia," tambah dia.

Baca Juga: Undangan Resepsi Bocor, Bukti Opick - Bebi Silvana Telah Menikah?

Selain itu, hasil riset EF EPI yang disusun berdasarkan analisa data dari tes bahasa Inggris EF SET (Standard English Test) juga menunjukkan posisi Indonesia di antara negara-negara lain berdasarkan kecakapan berbahasa Inggris. Hasil riset menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-51 dari 88 negara di dunia yang memiliki kecakapan berbahasa Inggris, dengan penurunan skor menjadi 51,58 dari 52,14 pada tahun lalu.

Skor ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-13 dari 21 negara di Asia dan berada di bawah nilai rata-rata kecakapan bahasa Inggris kawasan Asia sendiri (53,94). Peringkat Indonesia bertahan di tingkat kecakapan rendah sejak 2017 dan masih berada di bawah peringkat negara ASEAN lainnya, seperti Singapura dengan (68,63) pada tingkat Kecakapan Sangat Tinggi, Filipina (61,84) dan Malaysia (58,32) di Tingkat Kecakapan Tinggi. Bahkan Indonesia, berada di bawah Vietnam (53,12) yang berada di Tingkat Kecakapan Menengah.

Menyadari pentingnya bahasa Inggris sebagai salah satu kemampuan berkomunikasi yang perlu dimiliki pada era saat ini, Dr. Tran mengatakan jika kemampuan bahasa Inggris terus dilatih sejak usia sekolah, maka para siswa kelak dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat berpartisipasi aktif dalam dunia profesional.

"Oleh karena itu, EF akan terus berkomitmen dalam menjalankan EF EPI dan berharap hasil dari tes ini dapat menjadi rujukan dalam pembahasan pendidikan bahasa Inggris dan berguna untuk menemukan hal-hal yang perlu ditingkatkan di kemudian hari demi kemajuan bersama," tandas Dr. Tran.

Baca Juga: Cinta Terlarang, Keponakan dan Bibinya yang Hamil Bunuh Diri Bersama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI