Suara.com - Di Bali, ada sate yang sangat khas dan dikenal dengan nama sate lilit. Sate lilit biasanya terbuat dari daging babi, ikan, daging ayam, daging sapi, atau bahkan kura-kura yang dicincang dan dibumbui rempah-rempah.
Berbeda dengan sate kebanyakan yang biasanya diberi tambahan seperti saus kacang atau kecap dengan irisan bawang dan tomat, sate lilit bisa langsung disajikan sebagai lauk.
Adapun sate lilit bisa disajikan dengan tiga cara yang berbeda, entah dililit pada batang sereh, batang tebu atau batang bambu biasa.
Menurut Chef Wiji Mulyono dari Restoran Warung Wardani Jakarta, bentuk-bentuk sajian tersebut bukan tak ada maksud.
Baca Juga: Setelah Bakar Polsek Ciracas, Sekelompok Orang Rusak Markas PP di Jaktim
"Ada sate lilit yang dililitkan pada batang sereh, tapi biasanya aroma yang lain kalah. Ada juga yang dililitkan pada batang tebu, rasanya nanti akan lebih manis. Ada juga yang hanya pakai bambu, rasanya lebih natural," kata Chef Wiji saat ditemui Suara.com saat pembukaan Warung Wardani di Transmart Cempaka Putih, Jakarta Utara, Rabu, (12/12/2018).
Kata Chef Wiji, orang Jakarta sendiri cenderung lebih menyukai sate lilit dengan aroma jinten yang kuat.
Itu juga mengapa Warung Wardani mengedepankan sate lilit dengan citarasa rempah yang kuat dan lebih memilih menggunakan batang bambu biasa agar rasa original dari sate lebih terasa.
Di Warung Wardani, sate lilit dijual dengan harga Rp 38 ribu per porsi. Kalau kamu sendiri, sate lilit mana favoritmu?
Baca Juga: ITB Berduka Adik Emil Dardak, Eril Dardak Meninggal Misterius di Kost