Menpar Ungkap Ada Sosok Ibu di Balik Kesuksesannya

MN Yunita Suara.Com
Kamis, 13 Desember 2018 | 09:00 WIB
Menpar Ungkap Ada Sosok Ibu di Balik Kesuksesannya
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (Dok:Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setiap pulang kampung ke Banyuwangi, Arief mengaku selalu ziarah ke makam ibu. Bahkan itu dilakukan setiap hari, selama ia berada di kampung halaman. Kalau ia di kampung selama 7 hari, maka 7 hari pula ia ziarah. Minimal pagi setelah sholat Subuh dan sore hari.

“Setiap kali menyentuh kuburan ibu, saya merasakan kedekatan dengannya. Mungkin di situ saya curhat ke ibu: ingin menceritakan kebahagiaan, kegalauan, berdoa, berdialog tanpa kata-kata. Bisa sejam saya duduk bersimpuh di makam ibu,” ucapnya penuh haru.

Dalam bukunya ‘Great Spirit, Grand Strategy’ (2013), Arief Yahya secara khusus menulis mengenai ‘spirit of Ihsan’. Di situ ia ilustrasikan karakter Ihsan dengan sifat-sifat mulia dari seorang ibu.

Arief menganggap, ibu adalah malaikat yang selalu menggunakan sifat Tuhan untuk mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Itu pula yang menginspirasi dirinya untuk berpikir tanpa pamrih, tanpa harap, semua penuh kasih dan sarat cinta. Semakin banyak memberi, semakin banyak menerima.

Baca Juga: Potensi Besar, Kemenpar Jual Industri MICE di The 1st MEET@Malaysia

Menurut Arief, manusia adalah mahluk rohani yang akan menjalani kehidupan berikutnya di akhirat. Bagaimana cara berinvestasi untuk kehidupan di akhirat, antara lain dengan membelanjakan uang di jalan Tuhan. Contohnya zakat, infak, dan sodaqoh.

“Saya bukan ahli agama. Tapi saya berpendapat membahagiakan ibu itu nomor satu. Itu adalah kewajiban utama seorang anak. Bahkan, menurut saya, kita tak boleh berzakat sebelum setor ke ibu,” ungkapnya.

Karena itu, ketika menerima gaji pertama sebagai karyawan, dengan sukacita ia memberikan semuanya ke ibu. Arief masih ingat, saat itu ibu menangis bahagia. “Gaji saya seamplop-amplopnya dibawa ke kamar untuk ditunjukkan ke bapak,” tuturnya.

Sekali lagi, kata Arief, ibu adalah segala-galanya. Karena itu ia berprinsip: kalau mau menjadi orang yang bahagia, maka bahagiakanlah ibu. Kalau mau menjadi orang hebat, maka hebatkanlah ibu.

“Jadi kalau saya dianggap sebagai orang sukses, maka saya lebih senang dan bangga jika dikenang sebagai orang yang sukses membahagiakan ibu,” pungkasnya.

Baca Juga: Dukung Kemenpar, MarkPlus Siap Kembangkan Pariwisata di Manado

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI