Soal Pernyataan Gubernur NTT, TN Komodo Bisa Dijauhi Wisatawan

MN Yunita Suara.Com
Sabtu, 08 Desember 2018 | 12:00 WIB
Soal Pernyataan Gubernur NTT, TN Komodo Bisa Dijauhi Wisatawan
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan kontroversial mengenai Taman Nasional (TN) Komodo, dilontarkan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat. Hal ini membuat pelaku pariwisata mengaku khawatir TN Komodo akan dijauhi wisatawan mancanegara.

Sebelumnya dalam sambutan pada rapat kerja triwulan III Polda NTT di Hotel Aston, Rabu (5/12/2018), Viktor mengatakan tak ada perlindungan manusia di Taman Nasional Komodo.

"Manusia boleh mati. Sementara, komodo harus dilindungi agar tak boleh mati," sebutnya.

Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita), Asnawi Bahar, pernyataan itu bisa berdampak buruk bagi pariwisata. Wisatawan bisa takut berlibur ke Taman Nasional Komodo.

Baca Juga: Gandeng GenPI, Kemenpar Garap Potensi Destinasi Digital di Perbatasan

"Bahasa yang digunakan terlalu vulgar. Terlalu berlebihan dan ini bisa menjadi polemik terutama bagi pariwisata. Pernyataan Gubernur bisa mendatangkan kekhawatiran bagi pengunjung," kata Asnawi, Kamis (6/12/2018).

Ditambahkannya, dalam pariwisata keamanan wisatawan jelas menjadi faktor utama.

Taman Nasional Komodo yang berada di wilayah Labuan Bajo, merupakan salah satu obyek wisata yang termasuk dalam destinasi wisata prioritas. Destinasi ini diharapkan bisa menarik banyak kunjungan wisatawan asing.

Kunjungan wisatawan asing ke Taman Nasional Komodo dari bulan Januari sampai April berjumlah 45.630 orang.

Bukan hanya soal keamanan yang membuat Taman Nasional Komodo mendapatkan sorotan tajam dari pelaku industri pariwisata. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT juga menyatakan akan menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo.

Baca Juga: Kemenpar Adakan Lomba Foto dan Cerita Destinasi, Hadiah Fantastis Menanti

Tiket masuk mencapai USD 500 dan harga tersebut dinilai terlalu mahal. Hal serupa juga terjadi pada wisatawan nusantara yang akan dikenakan biaya tiket sebesar USD 100 atau setara Rp 1,4 juta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI