Suara.com - Hari ini, anak-anak di seluruh dunia cenderung mengalami pubertas pada usia yang lebih awal dibanding anak-anak zaman dahulu. Fenomena ini telah meningkat selama dua dekade terakhir dan terjadi pada anak perempuan dan lelaki. Dalam istilah medis, anak disebut mengalami pubertas dini jika telah mengalami perubahan fisik sebelum 8 tahun pada perempuan dan sebelum 9 tahun pada anak lelaki.
Menurut penelitian, anak-anak yang mengalami pubertas dini bisa berisiko mengalami komplikasi fisik dan psikologis. Misalnya, seorang anak perempuan yang dewasa sebelum waktunya mungkin menghadapi isolasi sosial atau pelecehan seksual.
"Pubertas dini bisa meningkatkan peluang anak mengonsumsi alkohol, merokok, menggunakan narkoba, dan penyimpangan seksual," ujar Frank M, perwakilan Biro Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati.
Namun, orangtua tidak perlu panik, karena kebanyakan anak yang mengalami pubertas dini tidak menghadapi komplikasi serius. Tetapi para ilmuwan terus mencari tahu faktor-faktor apa saja yang bisa memicu pubertas dini untuk meningkatkan upaya pencegahannya.
Baca Juga: Sampai November 2018, Polres Jakbar Bekuk 1.414 Orang, Beberapanya Artis
Salah satunya studi terkini yang dipublikasikan dalam jurnal Human Reproduction yang menunjukkan kaitan paparan bahan kimia dalam peralatan rumah tangga dan produk kecantikan dengan kemungkinan pubertas dini.
"Kita tahu bahwa beberapa bahan kimia dapat masuk ke tubuh dengan melewati kulit atau tidak sengaja menghirupnya. Kita perlu tahu bagaimana bahan kimia ini bisa memengaruhi sistem hormonal anak-anak," ujar peneliti utama Kim Harley, seorang profesor di Universitas Berkeley di California.
Untuk mendapatkan temuan, peneliti memeriksa konsentrasi berbagai bahan kimia dalam sampel urin ibu selama kehamilan, kemudian melanjutkan pengambilan sampel pada anak-anak mereka di usia sembilan tahun.
Temuan mengungkapkan hubungan antara pubertas dini pada anak perempuan dengan konsentrasi tinggi diethyl phthalate, triclosan, dan paraben dalam sampel urin. Zat kimia ini biasa ditemukan dalam produk kosmetik wajah, pewangi, sabun, detergen, semprotan aerosol, dan lainnya. Sayangnya, untuk anak lelaki, tidak ditemukan hubungan antara bahan kimia ini dengan risiko pubertas dini.
"Zat kimia dalam kosmetik di atas dapat mengikat reseptor hormon, seperti reseptor estrogen, dan memengaruhi perubahan dalam tubuh kita," kata Harley Inverse.
Baca Juga: Toyota Hibahkan Hiace Demi Konservasi Keanekaragaman Hayati
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan karena mungkin ada faktor lainnya yang juga berperan dalam memicu pubertas dini pada anak. Tetapi jika Anda khawatir, maka cobalah beralih ke produk yang lebih organik selama kehamilan.