Suara.com - Festival Crossborder Mota’ain (FC Mota’ain) 2018 berlangsung meriah. Acara yang digelar pada 6-7 Desember 2018 ini menampilkan berbagai hiburan. Mulai dari lomba paduan suara, parade seni dan budaya hingga live music.
Kepala Seksi Bidang Pemasaran Area IV Regional III Kemenpar, Budi Sardjono menyebut jika PLBN Mota'ain, Belu, NTT ini memiliki potensi besar menarik wisman.
“Potensi besar dari pintu Mota’ain harus dilakukan. Penyelenggaraan event di sana sangat ideal untuk menarik kunjungan wisman, khususnya dari Timor Leste. Kami optimistis Festival Crossborder selalu sukses menarik kunjungan wisman,” ungkap Budi, Rabu (5/12/2018).
Untuk lomba paduan suara, ada beberapa syarat yang harus diikuti oleh calon peserta. Mereka harus menampilkan lagu wajib, yaitu Malam Kudus. Lomba juga menampilkan lagu daerah, misalnya Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, dan Lewo Ro Piring Sina.
Baca Juga: Kemenpar Adakan Lomba Foto dan Cerita Destinasi, Hadiah Fantastis Menanti
“NTT ini sangat kaya dengan budaya. Selain tariannya, NTT juga memiliki banyak lagu daerah. Potensi seperti ini tentu harus ditampilkan karena menjadi daya tarik pariwisata,” terang Budi lagi.
Kemeriahan FC Mota’ain pun semakin berwarna dengan penampilan live music. Ada banyak band lokal dari berbagai genre musik yang akan ditampilkan. Komposisi terbaik tersebut akan dikuatkan dengan nuansa parade seni dan budaya lokal. Budi menambahkan, FC Mota’ain menjadi event terbaik untuk menarik kunjungan wisman.
“Event-event yang digelar di Mota’ain selalu sukses mendatangkan wisman. Respon publik selalu besar. Ada aktivitas ekonomi yang sangat positif,” terang Budi.
Berada di perbatasan, PLBN Mota’ain menjadi pintu gerbang bagi arus masuk wisman. Progressnya sangat menjanjikan. Dari rentang Januari hingga Oktober 2018, PLBN Mota’ain sudah dilewati sekitar 41.436 wisatawan. Jumlah tersebut memiliki slot 64% dari total kunjungan 65.142 wisman. Kunjungan maksimal terjadi di rentang Agustus hingga Oktober dengan rata-rata kunjungan 5.362 orang.
“Festival Crossborder digelar selalu meriah. Dengan experience terbaik selalu menjadi daya tarik tersendiri. Sejauh ini, progress penyelenggaraan festival sangat bagus dengan mendatangkan banyak wisman,” kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauziyani.
Baca Juga: Kemenpar Raih 2 Penghargaan di Ajang Media Humas 2018
Secara administratif, NTT memiliki 5 wilayah perbatasan. Selain Belu, ada juga Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Kupang, dan Atambua. Dari rentang Januari hingga Juli 2018, arus wisman mencapai 986.358 atau tercapai 60,3% dari target di tahun 2018. Dari 5 zona, Belu menjadi penyumbang wisman terbesar dengan 509.295 nama atau 51,6% dari total arus masuk wisman ke NTT.
“Optimalisasi kunjungan wisman dimiliki oleh Belu. Wisman yang masuk sangat besar. Mereka banyak melakukan aktivitas di sana. Sejauh ini, optimalisasi kunjungan wisman diberikan Timor Leste karena secara geografis sangat dekat,” tegas Ricky.
Berbatasan langsung dengan NTT, lebih dari 1 juta wisatawan Timor Leste menyeberang pada rentang Januari hingga Juli. Jumlah ini naik 89,2% dari rentang yang sama di tahun 2017. Angka kunjungan pun terlihat maksimal pada Juli dengan jumlah 163.300 orang. Namun, rapor kunjungan positif secara umum ini sudah terlihat sejak awal 2018. Pada bulan Januari angkanya mencapai 153.500 orang.
“Pergerakan wisatawan Timor Leste ini sangat positif. Angkanya maksimal. Progress ini tentu menjadi angin segar bagi aktivitas perekonomian masyarakat di perbatasan,” jelasnya lagi.
Program crossborder untuk optimalisasi wisman pun diapresasi Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya. Semua ini bertujuan untuk menopang target besar 17 Juta di tahun 2018 ini.
“Event-event di wilayah crossborder ini harus rutin dilakukan. Sebab, potensi untuk menarik wisman sangat besar. Salah satunya event FC Mota'ain ini yang harus dikunjung warga Timor Leste karena ada banyak kemeriahan di sana," tutupnya