Suara.com - Menteri Pariwisata, Arief Yahya menjadi pembicara utama di acara Google for Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di Ciputra Artpreneur Gallery, Jakarta, (4/12/2018) ini diikuti 1200 peserta dari kalangan pemerintah, pengusaha, content creator, UMKM, coders, NGO, dan komunitas lainnya.
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf dan perwakilan dari Google global menjadi host dalam acara ini.
Menpar Arief Yahya menyampaikan apresiasinya kepada Google karena menjadi digital media partner pertama promosi pariwisata Indonesia. Menurutnya, Google juga mempelopori pengembangan Inovasi baru mendukung pariwisata. Seperti sistem pencarian menggunakan Google Search dan Google Maps, pemasaran produk lokal pariwisata menggunakan Google Bisnisku, promosi keindahan alam menggunakan Streetview (Raja Ampat, Borobudur, Danau Toba).
"Kerja sama antara Kemenpar dengan Google sudah terjalin 3 tahun ini. Google itu mitra utama Kemenpar untuk mengimplementasikan digital marketing," katanya.
Baca Juga: Promosi Kemolekan Wini, Kemenpar Gelar Festival di Perbatasan Indonesia
Google juga memiliki Google Gapura Digital, sebuah program pelatihan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Arief berharap, 15 persen atau 15.000 peserta UMKM yang dilatih Google Gapura Digital merupakan UMKM Pariwisata.
"Google Gapura Digital sejalan dengan program Kemenpar. Yaitu Wonderful Indonesia Start-Up Academy (WSA), yaitu membuat start-up Pariwisata. Jadi akan makin banyak UMKM Pariwisata," paparnya.
Ia juga menyampaikan, bisnis bisa tumbuh hebat karena regulasi dan teknologi. Termasuk pariwisata Indonesia yang tumbuh pesat. Dalam catatan The Telegraph pariwisata Indonesia masuk Top 20, growth 22% atau 3 kali lipat dan WTTC masuk dalam Top 9.
"Pertumbuhan yang pesat ini hanya bisa dicapai melalui teknologi, yaitu program Go Digital. 70 persen konsumen Kemenpar (wisatawan) sudah digital. Maka, alokasi anggaran Kemenpar 70 persennya untuk digital media, 30 persen untuk awareness di media konvensional. Efektivitas media digital 4 kali lipat dari media konvensional," jelas Arief.
Regulasi juga sangat penting karena bisa mematikan bisnis. Menurutnya, perkembangan industri pariwisata di Indonesia masih terhambat perizinan. Deregulasi dinilai menjadi kunci penting kesuksesan industri tersebut.
Baca Juga: Raih Berbagai Award, Kemenpar Dapat Pujian Hermawan Kartajaya
"Investor semuanya mengeluh karena lama waktu mengurus perizinan dan seolah-olah dilempar sana-sini," ujarnya.