Pertama Digelar, Jelajah Alam Bengkulu Utara Tuai Respon Positif

MN Yunita Suara.Com
Selasa, 04 Desember 2018 | 18:00 WIB
Pertama Digelar, Jelajah Alam Bengkulu Utara Tuai Respon Positif
Peserta event Jelajah Alam Bengkulu Utara (JABU). (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebagai informasi peserta offroad pada JABU #1 kali ini sebanyak 120 peserta. Dari lokal Bengkulu Utara sendiri sebanyak 30 peserta. Selebihnya berasal dari Mukomuko, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Kaur, Rejang Lebong dan Lebong sebanyak 82 peserta. Kemudian dari provinsi lain yakni Jambi, Lampung, dan Palembang 8 peserta.

Sementara untuk peserta motocross, panitia mencatat ada 750 peserta. Termasuk di dalamnya Bupati Mukomuko, Choirul Huda. Bahkan, Bupati Bengkulu Utara Mian pun ikut dalam rombongan terakhir. Termasuk Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata, Sekkab Bengkulu Utara, Haryadi, dan Kapolres Bengkulu Utara AKBP, Ariefaldi Warganegara yang juga ikut serta dalam acara ini.

Untuk mengikuti event JABU, peserta cukup membayar uang pendaftaran sebesar Rp500 ribu. Dengan biaya tersebut, peserta sudah mendapat makan dan costum. Jika beruntung, peserta juga akan mendapatkan doorprize berupa sepeda motor, mesin cuci, handphone, dan sejumlah barang elektronik.

Sementara Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Masruroh, menilai event ini berdampak baik bagi ekonomi.

Goal dari event ini, ekonomi masyarakat bisa terdongkrak. Hotel-hotel penuh, dan rumah makan menjadi lebih ramai. Sebab, selama ini sangat jarang ada pendatang yang bermalam di Bengkulu Utara. Kalau pun ada kepentingan di sini, biasanya menginapnya tetap di Bengkulu (pusat),” beber perempuan yang biasa disapa Iyung itu.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya menjelaskan, olahraga-olahraga yang sangat potensial dikembangkan sebagai sport tourism terbagi menjadi dua, hard sport tourism dan soft sport tourism.

Hard sport tourism yaitu pariwisata olahraga yang terkait dengan acara besar yang bersifat regular. Seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games dan World Cup. Sementara soft sport tourism merupakan pariwisata olahraga dengan unsur gaya hidupnya besar. Seperti lari, hiking, golf, dan biking.

"Kita masih kurang konektivitas pelayanan dasar dan infrastruktur. Minat masyarakat atau wisatawan lokal terhadap sport tourism sebenarnya juga masih rendah. Perlu adanya peningkatkan awareness masyarakat dengan melakukan promosi dengan menyusun strategi untuk meningkatkan daya tarik terhadap sport tourism," tambahnya.

Baca Juga: Kemenpar Umumkan 17 Destinasi Wisata Peraih ISTA 2018

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI