Suara.com - Kanker paru menjadi momok menakutkan, karena pasien tidak memiliki waktu yang panjang pasca terjangkit alias angka harapan hidup yang rendah yakni hanya 12% jika dibandingkan dengan kanker lain.
Ini dikarenakan banyak penderita yang tidak menyadarinya hingga saat pemeriksaan dilakukan sudah stadium lanjut.
Salah satu contohnya adalah Nina Octobijanthy, istri Indro Warkop, yang juga menderita kanker paru. Lelaki yang memiliki nama lengkap Indrodjojo Kusumonegoro menuturkan bahwa gejala awal yang dialami mendiang istrinya memang seperti batuk biasa.
"Padahal setahun sebelumnya kami sudah curiga, karena batuk tidak kunjung sembuh dan sering sesak, tapi kami malah berobat ke spesialis THT. Meski tidak kunjung sembuh pengobatan terus dilakukan ke THT, hingga sudah berlanjut baru melakukan rontgen seluruh tubuh, khususnya ke spesialis jantung dan menemukan fakta mengejutkan stadiun kanker paru istrinya sudah lanjut," urainya panjang lebar.
Baca Juga: Geger Video Prabowo Salah Ucap Gelar Nabi Muhammad
Menurutnya, kanker paru tidak bisa disamakan dengan kanker lainnya, karena gejalanya yang tidak terang atau tidak khas. Selain itu, lanjut Indro, penanganan yang tidak tepat waktu sangat berisiko terhadap peningkatan harapan hidup.
“Untuk mengurangi faktor risiko, saya mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup sehat, karena ya istri saya perokok aktif hingga saat didiagnosa kanker paru,” ujar Indro dalam Talk Show memperingati Bulan Kanker Paru Dunia beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data WHO World Cancer Report 2012, saat ini kanker paru menjadi kanker paling umum, dan paling sering ditemukan selama beberapa dekade.
”Harapan hidup penyakit kanker paru di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan kanker lain seperti, payudara,prostat, dan serviks," tutur Dr Evlina Suzanna,SpPA (K) yang juga turut menjadi narasumber.
Di Indonesia, 14% dari total kematian karena kanker disebabkan oleh kanker paru. Oleh karena itu kanker paru menjadi penyakit yang fatal, dan sebagai kanker pembunuh nomor satu di Indonesia. Di Jakarta, untuk laki-laki faktor risiko terkena kanker 6.5% sedangkan untuk perempuan 2.7%.
Baca Juga: Mengintip Istana Siti Nurhaliza, Kayak Negeri Dongeng
Hal ini lantaran gejala tahap awal kanker paru sama sekali tidak muncul, khususnya tahap awal. Gejala kanker paru misalnya batuk yang berkelanjutan, sesak napas, rasa nyeri pada dada, mudah lelah, dan sakit kepala.