Suara.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengumumkan pemenang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2018. Penyerahan penghargaan tersebut digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Nantinya ke-17 pemenang ISTA 2018 ini akan akan menjadi destinasi wisata berkelanjutan kelas dunia.
Tahun ini, Kemenpar memang gencar mengembangkan destinasi pariwisata berkelanjutan. Salah satunya melalui ISTA 2018 yang diselenggarakan untuk membangun kesadaran pengelola destinasi akan pentingnya pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan Permenpar No. 14 Tahun 2016 tentang “Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan”.
“ISTA diadakan untuk mensosialisasikan prinsip pariwisata berkelanjutan ke seluruh stakeholders pariwisata. Indikator-indikator yang dipakai dalam penilaian ISTA mengacu pada Permenpar No. 14 Tahun 2016 yang diadopsi dari kriteria GSTC (Global Sustainable Tourism Council). Jadi standar yang dipakai sudah Internasional. Seperti yang saya sering katakan kalau ingin diakui secara Internasional kita harus pakai standar bertaraf Internasional,” papar Menpar Arief Yahya.
Baca Juga: Kemenpar Kenalkan Pulau Sibandang Sebagai Surga Baru Pariwisata
Penghargaan ISTA 2018 diawali dengan pembukaan pendaftaran pada bulan Juli 2018 lalu. Acara puncak diakhiri dengan malam penganugerahan kepada 17 destinasi wisata terbaik dalam penerapan pariwisata.
“Penghargaan penting dilakukan karena dapat meningkatkan rasa percaya diri, kredibilitas, dan dapat dijadikan sebagai pengukur performa. Ini biasa saya sebut 3C: Confidence, Credibility, Calibration,” tambahnya.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, mengatakan peserta semakin bertambah. Pada gelaran ISTA 2018 peserta berjumlah 176. Ini meningkat jauh jika dibandingkan tahun 2017 yang hanya diikuti 96 peserta saja.
"Ini berarti konsep pariwisata berkelanjutan sudah lebih banyak dipahami oleh masyarakat," ujar Dadang.
Adapun juara umum Penghargaan ISTA 2018 adalah Nihi Sumba (Sumba Commitee), Nihiwatu. Untuk kategori penghargaan dalam tata kelola adalah Papua Eksplorers Resort, Mandalika, Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuran Mas, dan D'Kandank Amazing Farm, Depok.
Baca Juga: Bidik Wisman Tiongkok, Kemenpar Partisipasi di CITM 2018
Penerima penghargaan dalam bidang Pemanfaatan Ekonomi Kepada Masyarakat Lokal diraih Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Kampung Wisata Lodge Maribaya, Kampoeng Cinangneng, dan Desa Pujonkidul.
Sementara, pemenang penghargaan bidang Sosial-Budaya diraih Desa Adat Waerebo, Wisata Kei, Ulun Danu Beratan, dan Kampung Belajar Tanoker.
Terakhir, penghargaan dalam bidang Lingkungan, dimenangkan oleh Ekowisata Tangkahan, Tanjung Puting, Taman Nasional Bali Barat, dan WAHA Tourism Community (WTC).
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Valerina Daniel, menjelaskan, prinsip dari Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia adalah 3P+1M. Yaitu, People, Planet, Prosperity plus Management.
"Dalam Bahasa Indonesia, pemberdayaan masyarakat, pelestarian alam, dan peningkatan kesejahteraan yang ditambahkan aspek pengelolaan secara profesional. Pariwisata berkelanjutan konsepnya adalah Semakin Dilestarikan, Semakin Mensejahterakan," jelas Valerina.
Selain memberikan penghargaan kepada 17 pemenang ISTA 2018, Kemenpar juga memberikan penghargaan khusus kepada individu-individu yang telah berkontribusi besar terhadap Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia. Penghargaan ini disebut Nayaka Pariwisata.
"Dan kepada destinasi-destinasi yang konsisten menerapkan Pariwisata Berkelanjutan, ada penghargaan Pamong Pariwisata," tambahnya.