Banjarmasin Suntik Rp 405 Juta Bagi #NTBBangkit

Sabtu, 01 Desember 2018 | 18:00 WIB
Banjarmasin Suntik Rp 405 Juta Bagi #NTBBangkit
Program B2B #NTBBangkit menyasar Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (29/11/2018), di Golden Tulip Galaxy Banjarmasin. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Potensi income sebesar Rp 405 juta sukses didulang #NTBBangkit melalui program B2B (business to business) di Kota Banjarmasin. Pulau 1.000 Masjid sukses meyakinkan market Banjarmasin. Progres ini menjadi angin segar bagi Pemulihan Pariwisata Nusa Tenggara Barat Pasca Gempa Lombok.

Program B2B #NTBBangkit menyasar Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (29/11/2018), di Golden Tulip Galaxy Banjarmasin. Aktivitas B2B dikemas dalam konsep table top dan gala dinner #NTBBangkit. Program ini diikuti 20 sellers TA/TO NTB dan 100 buyers TA/TO dari Banjarmasin. Komposisi para sellers solid dari beragam institusi.

Mereka terdiri dari ASITA, ASTINDO, PHRI, INCCA, ITDC Mandalika, Media, hingga Akademisi NTB, yang menyajikan ragam informasi, narasumber dihadirkan. Ada Ketua Tim Kerja Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata (#NTBBangkit) Farid Said, Kadispar Provinsi Kalimantan Selatan Dahnial Kifli, juga Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar, Hendry Noviardi.

Mengoptimalkan momentum B2B Banjarmasin, 20 sellers TA/TO NTB membukukan potensi transaksi sekitar Rp405 juta. Mereka optimistis tiap buyers TA/TO Banjarmasin bisa mengirimkan wisatawan minimal 50 pax.

Potensi transaksi Rp405 juta ini berjalan untuk 6 bulan. Direktur Senandung Lombok Travel, Abdul Haris mengatakan, market Banjarmasin selalu menarik bagi #NTBBangkit.

“Destinasi #NTBBangkit pada perinsipnya siap terima wisatawan. Sejauh ini aman. Banjarmasin selalu menarik, karena ada direct flight Lion Air. Table top kali ini menghasilkan potensi cukup besar, masing-masing agent minimal bisa mengirimkan 50 pax. Sekali transaksi bisa maksimal, angkanya ada di Rp 100 juta, tergantung paket yang dijual,” ungkapnya, Kamis (29/11/2018).

Destinasi pariwisata NTB secara umum sudah siap menyambut kedatangan wisatawan. Apalagi, area ini dibagi menjadi zona terdampak dan tidak terdampak.

Untuk zona tidak terdampak meliputi Mandalika, Sekotong (Gili Nangu, Sudak, dan Kedis), Senggigi, dan Kota Mataram. Program famtrip juga sudah digulirkan dengan peserta Makassar, Bali, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan Jabodetabek.

“Direct flight Banjarmasin-Lombok sangat efektif dan potensial. Destinasi di NTB sudah siap. Hotel dan transportasi sudah pulih, tapi  pergerakan wisatawan di Senggigi dan Mandalika saat ini belum optimal. Kalau Gili Trawangan tingkat hunian kamar sudah berada di level 60 persen hingga 70 persen,” jelas Farid.

Mengacu data arus masuk wisatawan hingga Minggu (28/10/2018), rata-rata tingkat okupansi hotel berada di rentang 28 persen hingga 55  persen. Okupansi maksimal 55 persen muncul di Kota Mataram, lalu 28 persen menjadi milik dari Senggigi.

Kadispar Provinsi Kalimantan Selatan, Dahnial Kifli mengatakan, B2B ini juga memberikan peluang bisnis bagi Banjarmasin.

“Destinasi #NTBBangkit akan terus berkembang. B2B ini akan memberikan input yang positif. Selain itu, Banjarmasin juga diuntungkan dengan potensi branding. Ada silang informasi destinasi pariwisata yang terjadi melalui top table ini. Ada peluang bisnis yang positif,” terang Dahnial.

Terbagi dalam 14 table, secara teknis sellers B2B #NTBBangkit dan buyers Banjarmasin bertemu. Proses deal bisnis diberi waktu 5 menit di setiap sesinya.

Baca Juga: Bidik Wisman Tiongkok, Kemenpar Partisipasi di CITM 2018

Para sellers pun menawarkan beragam destinasi, seperti Gili Trawangan, Mandalika, Sire Medana, Sekotong, Mataram, Senggigi, Rinjani, dan Tete Batu. Nama-nama tersebut sudah mendunia.

“Kemenpar mencoba menjembatani keinginan para TA/TO tersebut. Kami saat ini fokus pada promosi. Pergergerakan wisatawan mulai naik, tapi prosesnya dipercepat. Secara teknis, B2B sama seperti yang lain. Sellers dan buyers bertemu lalu mlakukan deal-deal,” jelas Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi.

Pulau 100 Masjid juga menawarkan 8 biological sites. Komposisi situs biologi ini berupa, hutan Rinjani sisi barat dan timur. Ada juga Taman Nasional Gunung Rinjang hingga Lombok Botanical Garden. NTB juga memiliki 17 situs budaya. Sebut saja, Desa Adat Karang Bayan, Taman Narmada, Pura Batu Bolong, Kampung Tradisional Senaru, hingga Danau Segara Anak.

“B2B Banjarmasin ini akan bagus bagi #NTBBangkit. Pergerakan wisatawan yang sempat turun kini bisa dipulihkan, sebab ada arus informasi yang valid dan memadai di sana. Dengan respons positif dari publik Banjarmasin, potensi pemulihan pariwisata NTB bisa dilakukan lebih cepat,” tegas Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauziyani.

Penyelenggaraan B2B Banjarmasin beserta progress positifnya mendapat apresiasi Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Menteri yang sukses membawa Kemenpar nomor 1 dan jadi #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok menerangkan, #NTBBangkit bisa dilakukan lebih cepat dengan sinergi dan kolaborasi positif semua stakeholder.

“Pariwisata NTB memang harus dipulihkan. Saat ini sinergi yang terbangun sangat bagus. Kolaborasi ini akan cepat membuat pariwisata NTB pulih, sebab atraksi, aksesibilitas, dan amenitas di NTB saat ini tetap luar biasa. Pariwisata NTB sudah siap menyambut kedatangan wisatawan. Silahkan berkunjung lagi ke NTB dan nikmati pesonanya. Enjoy NTB,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI