Suara.com - Ketika orang lain mengalami keberhasilan, wajar jika kita ikut merasa senang. Tapi, beberapa orang justru merasa bahagia saat melihat orang lain mengalami kegagalan. Normalkah hal ini?
Secara ilmiah, kondisi bahagia di atas penderitaan orang lain dikenal dengan istilah 'schadenfreude' dalam bahasa Jerman, di mana Schaden artinya membahayakan dan Freude berarti sukacita. Meski tampak aneh, tetapi ada banyak orang yang merasakan hal ini.
Wilco W. van Dijk, seorang profesor psikologi di Universitas Leiden di Belanda mengatakan bahwa schadenfreude timbul karena adanya kecemburuan yang dirasakan seseorang karena merasa terancam oleh rekan kerja yang lebih sukses atau mantan kekasih yang sudah move on.
"Ketika Anda depresi dan Anda merasa tidak mampu, keberhasilan orang lain menjadi hal yang tak tertahankan untuk disaksikan karena ia membentuk perbandingan yang membuat Anda merasa lebih buruk," sambung Catherine Chambliss, ketua psikologi dan ilmu saraf di Ursinus College, Pennsylvania.
Baca Juga: 3 Wilayah Padat Penduduk di Jakarta Timur Masuk Rawan Longsor
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa schadenfreude lebih sering dirasakan oleh mereka yang memiliki harga diri rendah. Penelitian pada 2014 menyebutkan bahwa seseorang yang mengalami schadenfreude mungkin telah mengidapnya selama 24 bulan sebelumnya. Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang menunjukkan emosi iri dan cemburu berkembang sekitar 13 hingga 25 bulan.
Sebenarnya, perasaan bahagia di atas kegagalan orang lain tidaklah terlalu berbahaya. Tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, ketika rasa iri ini bertahan dan tumbuh lebih kuat, kecenderungan itu dapat berkembang menjadi sesuatu yang berbahaya di mana seseorang dapat berupaya untuk menjatuhkan orang lain. Duh, jangan sampai begitu, ya.