Ahli Kesehatan: Kental Manis Masuk Olahan Pangan yang Bermanfaat

Selasa, 27 November 2018 | 11:00 WIB
Ahli Kesehatan: Kental Manis Masuk Olahan Pangan yang Bermanfaat
Ilustrasi kental manis dalam minuman segar. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Susu memiliki berbagai kandungan nutrisi untuk mendukung perkembangan seseorang. Namun, dalam mengkonsumsi produk olahan susu, masyarakat perlu cermat, terutama jika bicara kental manis.

Peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Dr. drg. Amaliya menyatakan, khusus mengenai asupan gizi seimbang ia menjelaskan, susu memiliki berbagai kandungan nutrisi antara lain protein, lemak, dan vitamin yang sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan seseorang dalam setiap tahap kehidupan dari anak-anak hingga dewasa.

Dia mengimbau masyarakat sebagai konsumen lebih cerdas serta tanggap terhadap literasi nutrisi yang terkandung pada setiap makanan, termasuk produk olahan yang dikonsumsi dengan membaca label dan mencari informasi yang benar dari ahlinya. 

Hal ini sejalan dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan yang baru dirilis akhir Oktober lalu. Aturan tersebut memperkuat Perka BPOM Nomor 21 tahun 2016 tentang Kategori Pangan yang menjelaskan kandungan berbagai produk pangan, termasuk susu. 

Baca Juga: Soal Kritik Formappi ke DPR, Bamsoet Sebut Itu Vitamin

“Saya rasa masyarakat tidak perlu ragu lagi mengenai kandungan susu, termasuk kental manis. Berbagai aturan yang ada sudah menegaskan produk pangan olahan termasuk kental manis aman dikonsumsi dengan tetap memerhatikan label di setiap kemasan produknya,” jelas Amaliya. 

Amaliya menambahkan, pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia masih menjadi tantangan besar. Malnutrisi dan peningkatan tren penyakit tidak menular patut menjadi perhatian serius. 

"Persoalan kesehatan tersebut terutama disebabkan gaya hidup seperti kurangnya aktivitas fisik, sanitasi yang buruk, dan asupan gizi yang tidak seimbang. Semua faktor tersebut harus menjadi perhatian dan diselesaikan secara komprehensif," ungkapnya.

Dibandingkan tahun 2013, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat masyarakat Indonesia yang menerapkan gaya hidup tidak aktif (sedentari) naik dari 26,1% menjadi 33,5%.  Sementara persoalan gizi buruk akibat malnutrisi mulai mengalami perbaikan. Proporsi status stunting (kerdil) turun dari 37,2% menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang berkurang dari 19,6% menjadi 17,7%.

“Masyarakat perlu sadar betapa pentingnya memerhatikan gaya hidup dan kandungan nutrisi seimbang di setiap asupan yang masuk ke dalam tubuh. Untuk memenuhi gizi masyarakat, susu dan produk olahannya menjadi salah satu sumber gizi yang memiliki peranan penting,” kata Amaliya pada 2018 Community Gathering dengan tema Susu Kental Manis sebagai Salah Satu Sumber Gizi Seimbang Masyarakat Indonesia belum lama ini di kawasan Tengerang Selatan.

Baca Juga: MRA dan MRVS Diharapkan Bisa Beri Perlindungan bagi PMI

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI