Bingkai Budaya Melayu dalam Pertunjukan "Seloka Swarnadwipa"

Minggu, 25 November 2018 | 21:45 WIB
Bingkai Budaya Melayu dalam Pertunjukan "Seloka Swarnadwipa"
Seloka Swarnadwipa [Komunitas Perempuan Menari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Galeri Indonesia Kaya bersama Komunitas Perempuan Menari mempersembahkan pertunjukan bertajuk Seloka Swarnadwipa pada Minggu (25/11/2018).

Kelompok yang beranggotakan perempuan dari beragam profesi, mulai ibu rumah tangga hingga pengusaha ini menampilkan pertunjukan tari dan nyanyian dalam bingkai budaya Melayu.

"Walaupun para anggotanya memiliki profesi yang berbeda-beda, para perempuan ini memiliki satu kesamaan, yaitu kepedulian akan seni budaya Indonesia yang bisa dilihat dari nilai-nilai tradisi yang ada dalam setiap pertunjukan yang ditampilkan. Kami harap generasi muda yang menyaksikan pertunjukan ini bakal terinspirasi dan semakin mencintai budaya Indonesia," ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian.

Pertunjukan dibuka dengan tarian berjudul Gending Sriwijaya yang berasal dari Sumatera Selatan. Tarian ini melukiskan kegembiraan para perempuan saat menerima kunjungan tamu yang diagungkan.

Baca Juga: Balikkan Kondisi dan Juara, Ini Kunci Kemenangan Fajar / Rian

Dengan iringan beragam alat musik tradisional seperti gendang, tasa, serunai, rebana, suling dan gambus, Komunitas Perempuan Menari juga membawakan beragam tarian Melayu lainnya seperti Tari Tortor Tandok dari Sumatera Utara, Tari Senandung Kipas dari Riau, Tari Indang dari Sumatera Barat, Tari Mak Inang Pulau Kampai dan Cik Minah Sayang yang merupakan tarian khas Melayu.

Sebuah nyanyian dari Aceh berjudul Bungong Jeumpa dan pembacaan puisi berjudul Kau Tau juga melengkapi pertunjukan Seloka Swarnadwipa sore tadi.

"Pertunjukan ini diharapkan mampu mengangkat dan mengembalikan eksistensi peranan seni pertunjukan, sebagai media yang efektif bagi masyarakat, sebagai hiburan, tontonan yang memiliki nilai-nilai sesuai karakter bangsa Indonesia," kata pelatih dari Komunitas Perempuan Menari, Supriadi Arsyad.

Komunitas Perempuan Menari sendiri didirikan sejak 6 Januari 2018 oleh sekelompok perempuan yang peduli terhadap budaya Indonesia.

Hingga saat ini, Komunitas Perempuan Menari memiliki kurang lebih 40 anggota yang terdiri dari berbagai kalangan mulai dari ibu rumah tangga hingga pengusaha.

Baca Juga: Mobil Mayat Dalam Drum, Dufi Ditemukan di Lampung Utara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI