Suara.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) konsisten membuka jalur pariwisata Danau Toba. Buktinya, Kemenpar menggelar kegiatan yang melibatkan 3 desa wisata di daerah Danau Toba dari tanggal 21 hingga 25 November 2018.
Ketiga desa itu adalah Onan Runggu I Sipahutar, Desa Sibandang Muara - Kab . Tapanuli Utara, Desa Meat Tampahan , Toba Samosir dan Desa Sibandang, Pulau Sibandang.
Menariknya, Kemenpar menggandeng generasi millenial sebagai peserta yang terdiri dari 15 anak muda, 3 orang Instruktur Pembimbing, 1 orang Agen Travel Jakarta, 1 orang observer Singapura.
Anak-anak muda tersebut berasal dari Inspire Travel and Tourism Learning Centre Jakarta. Mereka semua menginap di Homestay dan tinggal di tiga Desa Wisata tersebut.
Baca Juga: Promo Indonesia, Kemenpar Branding Bus Double Decker Australia
"Kemenpar telah membuka jalan kesejahteraan masyarakat di Danau Toba. Anak-anak muda ini nantinya akan menjadi tour travel untuk membuka paket-paket wisata yang menarik ke tiga desa ini. Kita akan berikan masukan untuk destinasi tersebut," ujar Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Tetty Ariyanto.
Lebih lanjut Tetty mengatakan, nantinya anak-anak muda itu akan melaporkan tiga pointer selama mereka berinteraksi di desa wisata tersebut. Hal-hal yang nantinya menjadi rekomendasi adalah terkait dengan standarisasi pengembangan homestay, standarisasi pengembangan desa wisata, dan pengembangan atraksi wisata.
"Nanti akan disimpulkan setelah mereka menginap di desa wisata tersebut dan akan dilaporkan kepada pembimbing. Mereka juga akan memberikan masukan kepada masyarakat sekitar terkait Sapta Pesona untuk pariwisata Indonesia," kata perempuan yang juga aktif di Indonesian Tour Leaders Association tersebut.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata, Lokot Ahmad Enda mengucapkan terima kasih kepada anak-anak milenial yang sudah mau menyisihkan waktunya di acara tersebut.
Lokot berharap kepada semua peserta mampu memberikan masukan dalam poin homestay yakni prosedur reversasi, prosedur check in, kebersihan homestay, penataan kamar, tata cara menghidangkan menu, dan peralatan makan.
Baca Juga: Kenalkan Kuliner Indonesia, Kemenpar Gandeng 100 Resto Diaspora
"Nantinya hal tersebut akan berdampak positif kepada wisatawan. Mereka akan nyaman tinggal di homestay ketiga desa tersebut. Tuangkan semua ide dan saran versi anak milenial di homestay desa tersebut," harap Lokot.
Lebih lanjut Lokot mengatakan, Kemenpar juga berharap hasil dari standarisasi pengembangan desa wisata bisa menelaah lebih dalam yang terkait dengan fungsi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai pusat reservasi dan manajemen desa wisata, mengaktifkan fungsi tourist information center yang turunannya terkait akomodasi, transportasi lokal, makan, dan pemandu wisata.
Selain itu, imbuh Lokot, para peserta juga diharapkan mampu memberikan masukan manajemen sampah, penataan area sekitar, dan diversifikasi hasil produk lokal.
Kemenpar juga mengharapkan dari acara tersebut bisa meningkatkan standarisasi pengembangan atraksi wisata seperti travel pattern yang kaitannya dengan penentuan spot, point of interest, dan foto spot. Selain itu bisa melahirkan materi story telling yang di dalamnya ada unsur urband legend, pembuatan produk lokal, unsur budaya lokal, dan mendorong pembentukan Pokdarwis.
"Nantinya dari acara tersebut bisa kelihatan apa saja yang sudah dilakukan, apa saja potensi untuk dikembangkan, dan apa saja kendala teknisnya. Dari situlah nantinya wisatawan yang datang ke Danau Toba bisa nyaman dan ingin kembali lagi ke Danau Toba. Tujuannya kita bisa membuat paket wisata untuk ketiga desa tersebut," papar Lokot.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya memberikan apresiasi terhadap acara yang melibatkan generasi milenial yang melek digital ini.
"Kita tidak bisa melawan zaman. Justru kita harus mengikutinya karena sekarang hampir semua memanfaatkan keunggulan digital. Baik untuk kehidupan sehari-hari atau sebagai pemandu perjalanan dan banyak lagi fungsinya. Generasi milenial inilah yang nantinya akan melestarikan pariwisata. Sebab pariwisata semakin dilestarikan akan semakin menyejahterakan," tutur Arief.