Namun serbuan barang-barang rumah tangga berbahan plastik pada tahun 90-an, tanpa ampun langsung menggusur popularitas desa yang dihuni sekitar 4.788 jiwa ini.
Wisata gerabah Desa Sitiwinangun masuk dalam jalur wisata di wilayah Kabupaten Cirebon. Desa ini melengkapi jalur wisata Desa Trusmi dengan batiknya, Desa Ciwaringin batik pewarna alam, dan Desa Tegalwangi dengan kerajinan rotan.
"Salah satu pemicu dan pemacu pertumbuhan ekonomi adalah pariwisata. Dengan masuknya Desa Sitiwinangun dalam jalur wisata Cirebon bisa mendongkrak ekonomi masyarakat," ujar Arief .
Produk kerajinan gerabah yang tersedia sekarang ini beragam. Mulai gantungan kunci yang harganya Rp 3.000 per buah sampai patung semar seharga Rp 3 juta.
Baca Juga: Promo Indonesia, Kemenpar Branding Bus Double Decker Australia
Selain itu ada dua paket wisata yang ditawarkan di Desa Sitiwinangun. Paket pertama yang hanya berkeliling ke sejumlah perajin dan melihat proses pembuatan gerabah. Sedangkan paket kedua berkeliling kemudian diakhiri dengan belajar membuat gerabah.
“Biasanya wisatawan yang belajar membuat gerabah, menginginkan hasil gerabah buatannya yang sudah kering dan dibakar untuk dikirimkan ke yang bersangkutan, “ katanya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengungkapkan salah satu kekuatan di Desa Wisata Sitiwinangun adalah budaya. Dan Desa Wisata Sitiwinangun harus bisa mengemasnya dengan baik.
“Core business kita adalah budaya dan saya sangat apresiasi Sultan Cirebon gencar melestarikan budaya di desa ini,” kata Menpar.
"Kebudayaan semakin dilestarikan, akan semakin menyejahterakan masyarakat. Apalagi, di desa wisata Sitiwinangun ini juga terdapat spot wisata yang bisa dinikmati," tambahnya.
Baca Juga: Kenalkan Kuliner Indonesia, Kemenpar Gandeng 100 Resto Diaspora