Suara.com - Tinggal di lingkungan dan ruang hunian yang berkualitas adalah impian masa depan semua individu. Namun, tak semua orang memahami kriteria hunian yang sempurna bagi pribadi dan keluarga.
Untuk itu, AkzoNobel mengajak para arsitek lokal dan desainer interior untuk menciptakan rancangan ruang hunian yang dapat diakses serta nyaman melalui sebuah kompetisi. Anastasia Tirtabudi, Head of Brand & Consumer Marketing, PT ICI Paints Indonesia (AkzoNobel Decorative Paints Indonesia) mengatakan, kompetisi desain bertujuan untuk mencari solusi inovatif sekaligus potensi dari arsitek dan desainer interior dalam negeri dalam menciptakan tren lokal di masyarakat dengan kriteria yang telah ditetapkan.
“Pastinya, ruang hunian harus dapat diakses sepenuhnya dan terasa nyaman untuk ditinggali oleh semua orang. Terlepas dari latar belakang, usia, ukuran, kemampuan atau keterbatasan fisik mereka, atau berbagai faktor lainnya,” ujar Anastasia dalam siaran pers Dulux Designer Award 2018 yang diterima Suara.com.
Melalui prinsip-prinsip Universal Design for Living, AkzoNobel menantang para peserta untuk menciptakan ruang hunian yang bersifat ramah bagi pengguna (user-friendly), inspiratif dan menyenangkan bagi semua orang, dengan luas bangunan 36 meter persegi hingga maksimal 45 meter persegi.
Baca Juga: Jadi TSK, Hercules Terancam 7 Tahun Penjara
“Kriteria mencakup rancangan dan harus memenuhi aksesibilitas, sirkulasi, pencahayaan, ventilasi dan pemanfaatan dimensi ruangan yang baik. Kemudian memenuhi aspek-aspek Green Building untuk keberlanjutan, menampilkan kualitas yang unik, memasukkan skema geometrik dan non-geometrik dalam desain dasar, menggunakan skema warna yang baik,” sambungnya.
Ia menambahkan, inovasi dan keberlanjutan merupakan fokus utama dan juga menjadi dasar dari inisiatif ini. Gagasan di balik penyelenggaraan kompetisi ini adalah untuk menciptakan sebuah lingkungan yang berkelanjutan melalui ruang hunian berkualitas yang diperuntukkan bagi siapapun yang menggunakannya.
Lea Aviliani Aziz perwakilan dari Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) mengingatkan, kaum profesional maupun mahasiswa bidang arsitektur harus ingat bahwa dalam merancang suatu hal, daya imajinasi tidak boleh dibiarkan menjalar bebas begitu saja.
“Alangkah baiknya jika ide-ide tersebut dapat disesuaikan sebaik mungkin sehingga mampu meningkatkan pengalaman hidup banyak orang. Hal ini berlaku terutama bagi masyarakat Indonesia yang saat ini begitu dinamis, di mana mereka memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai pentingnya desain interior untuk kesejahteraan masyarakat,” tukas Lea.
Baca Juga: Pria Tuban Ajukan Permohonan Ganti Kelamin Jadi Perempuan