Bawomataluo, Tempat Lahir Pelompat Batu Nias

MN Yunita Suara.Com
Rabu, 21 November 2018 | 18:00 WIB
Bawomataluo, Tempat Lahir Pelompat Batu Nias
Anak-anak di Desa Bawomataluo mengasah kemampuan sebelum melakukan Lompat Batu. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kegiatannya berupa mengarak replika harimau menggunakan kayu besar dengan iringan para penari perang dalam jumlah besar.

Famadaya Harimao, arak-arakan replika harimau yang biasanya dilakukan setiap tujuh tahun sekali. (Dok: Kemenpar)
Famadaya Harimao, arak-arakan replika harimau yang biasanya dilakukan setiap tujuh tahun sekali. (Dok: Kemenpar)

Atraksi tari perang yang dibawakan orang-orang dewasa menjadi aksi yang juga di gelar di Desa Bawomataluo. Tarian ini juga dibawakan kolosal, lengkap dengan pakaian kebesaran Nias serta beragam atribut prajuritnya yang dikenal sangat berani.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerin Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani berharap nilai-nilai tradisi Desa Bawomataluo tidak luntur.

“Semua ini harus dipertahankan. Jika kita ingin Desa Bawomataluo menjadi cagar budaya internasional, pertahankan keaslian ini baik bangunan maupun budayanya. Kita sangat mendukung, karena desa ini adalah juga bagian dari kekayaan budaya nusantara,” ungkap Giri.

Baca Juga: Promo Indonesia, Kemenpar Branding Bus Double Decker Australia

Dukungan juga diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia menjelaskan Desa Bawomataluo harus tetap menjaga keaslian dan tradisi masyarakatnya.

“Sekarang tradisi dan budaya yang telah mereka pertahankan selama ratusan tahun menjadi satu atraksi pariwisata yang gaungnya terdengar hingga mancanegara,” paparnya.

Arief menambahkan, hal ini sesuai dengan prinsip yang selalu ia tanamkan, “Budaya itu semakin dilestarikan semakin menghasilkan. Semakin punya nilai jual dan Desa Bawomataluo sudah membuktikannya,” pungkasnya.

REKOMENDASI

TERKINI