Sylvia Ayu Pradanawati, Peneliti Perempuan yang Mengikuti Passion

Senin, 19 November 2018 | 09:23 WIB
Sylvia Ayu Pradanawati, Peneliti Perempuan yang Mengikuti Passion
Sylvia Ayu Pradanawati. ( L’Oréal-UNESCO)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti perempuan masih jarang didengar gaungnya di Indonesia. Tapi Sylvia Ayu Pradanawati, seorang peneliti di Universitas Surya, mencoba mengangkat diri dan mendobrak asumsi tersebut. Sylvia yang mendapat gelar Sarjana Teknik di bidang Teknik Fisika pada 2011 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, merupakan seorang penerima beasiswa dari National Taiwan University of Science and Tech untuk tingkat Master sampai PhD.

Ia mengatakan, dunia penelitian adalah jalan hidup yang ia pilih. "Pada dasarnya, dunia penelitian adalah sebuah passion. Seorang peneliti melakukan penelitian dalam setiap aspek kehidupan," katanya beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sylvia mulai menyukai penelitian ilmiah sejak duduk di bangku SMA dan mulai tertarik pada penelitian mengenai kanker paru-paru ketika kuliah di jenjang S1.

Sylvia Ayu Pradanawati menerima penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women In Science. ( L’Oréal-UNESCO)
Sylvia Ayu Pradanawati menerima penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women In Science. ( L’Oréal-UNESCO)

Ia kemudian melanjutkan program Doctoral pada 2013 dan mendapatkan award fast track program untuk PhD yang membuat ia tertarik untuk meneliti baterai sebagai renewable energy.

Baca Juga: Kini SpaceX Bisa Luncurkan 12.000 Satelit

Menariknya, Sylvia dilimpahi dukungan penuh dari keluarga atas passion-nya ini. Karena bukan hanya Sylvia saja yang merupakan peneliti, tetapi suaminya juga berkecimpung di bidang yang sama. Bahkan sang anak yang baru berusia 4,5 tahun pun bercita-cita menjadi seorang peneliti.

Kata Sylvia, peneliti bukan hanya sebuah profesi, melainkan juga sebagai sebuah passion karena adanya semangat memecahkan masalah dan membantu orang lain dalam setiap proses penelitian.

Beberapa penghargaan yang pernah Sylvia raih adalah Indonesia’s Ambassador in Exclusive International students Group pada “MEASAT 3A Communication Satelite launch” di Moskow, Rusia dan Kazakhstan pada tahun 2009; menjadi finalis pertukaran pelajar luar negeri Indonesia – Kanada pada 2010, dan meraih Best Poster Award dari Asia Working Group Meeting on Computational Design of Materials for Energy Conversion and Storage di Taipei, Taiwan pada 2013.

Kini, Sylvia berencana untuk membuat penelitian memanfaatkan sekam padi yang mengandung Silicon Carbida (SiC), yang merupakan salah satu komposisi utama dalam pembuatan anoda baterai berbasis silikon.

Secara teoritis, sekam padi mampu menjadikan anoda baterai yang baik dan stabil. Hal ini dapat membantu memenuhi kebutuhan di daerah terpencil akan sumber listrik yang aman dan awet.

Baca Juga: Dukungan Agar Baiq Nuril Dibebaskan Mengalir dari Prancis

Sebagai permulaan dari jalan panjang penelitiannya, Sylvia mendapat dukungan dana penelitian melalui program L’Oréal-UNESCO For Women In Science yang diselenggarakan awal Nopember 2018 lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI