Jual Wisata Batam-Bintan, Kemenpar Gandeng Scoot Airlines

Rabu, 14 November 2018 | 18:00 WIB
Jual Wisata Batam-Bintan, Kemenpar Gandeng Scoot Airlines
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengembangan destinasi Batam-Bintan terus dilakukan Kementerian Pariwisata. Salah satunya, melalui kerja sama  dengan Scoot Airlines.

Sebelumnya, Scoot Airlines telah menyodorkan konsep kerja sama Fly & Ferry. Konsep ini  akan mengekpos destinasi Batam-Bintan sebagai ekstension dari kunjungan wisman India ke Singapura.

Sebagai tindak lanjut wacana tersebut, Kementerian Pariwisata melakukan pertemuan bertajuk “Top Indian Wholesaler Appreciation Night”,  di Bintan Lagoon Resort, Kepulauan Riau, Selasa (13/11/2018) malam.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, sejauh ini Scoot Airlines telah membawa lebih banyak orang India ke Indonesia. Dalam kurun waktu Januari-Oktober 2018, tercatat sekitar 510 ribu orang India berkunjung ke Indonesia, dari target  700 ribu orang.

Baca Juga: Maksimalkan Pasar Singapura, Menpar Kunjungan Kerja Strategis

Scoot Airlines  adalah maskapai berbiaya rendah yang merupakan bagian dari Singapore Airlines Group. Saat ini, beroperasi ke lebih dari 20 destinasi di seluruh Asia dan Australia.

Sebagai maskapai pertama di dunia yang seluruh penerbangannya beroperasi dengan Boeing 787 Dreamliner, Scoot Airlines menawarkan kenyamanan terbang dan layanan yang hampir sama seperti yang ditawarkan oleh maskapai dengan layanan penuh.

Menurut Arief, salah satu tantangan Indonesia sebagai tujuan pariwisata adalah konektivitas udara yang terbatas. Sebanyak 75 persen turis internasional datang ke Indonesia melalui konektivitas udara.

Kementerian Pariwisata akan mengimplementasikan inisiatif pemasaran baru, yaitu “Pusat Pariwisata” dan “Penawaran Terpopuler”.

“Kita tahu bahwa Singapura adalah pusat global sejati. Orang yang datang ke sana tidak hanya untuk pariwisata, tetapi juga untuk hampir semua hal. Perdagangan, teknologi, perawatan kesehatan, transportasi, dan lain-lain,” ujarnya.

Bertemali dengan itu, Arief berencana melakukan kolaborasi dengan pariwisata Singapura. Singapura memiliki lebih banyak konektivitas udara dari target pasar Indonesia. Dengan demikian, strategi baru ini akan membantu Kemenpar untuk mencapai 20 juta wisatawan asing pada 2019.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI