Suara.com - Bagi Anda pecinta binatang reptil, sayang rasanya tidak mengunjungi Penangkaran Buaya Asam Kumbang jika sedang berada di Medan.
Pasalnya, penangkaran buaya ini dibuka untuk umum dengan jumlah buaya hingga ribuan yang bisa dilihat langsung oleh pengunjung.
Berada di Jalan Bunga Raya Desa Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, di Sumatera Utara, pengunjung dapat melihat buaya tersebut dari jarak dekat dari kawat pembatas.
Jika Anda datang pada jam makan buaya, maka Anda akan menyaksikan buaya-buaya tersebut mengangakan mulutnya sambil menerkam dengan lompatan tinggi untuk berebut makanan dari buaya lainnya.
Baca Juga: Pengeroyok Haringga Sirla Banding: Tendang, Nginjek Tak Sebanding
Namun, jika Anda datang sebelum atau sesudah atraksi tersebut, jika ingin melihat aksi buaya memperebutkan makanan, bisa membeli bebek yang ditawarkan pengurus penangkaran Asam Kumbang Rp 35 ribu.
Karena kalau mengharapkan buaya ini bergerak ke sana ke mari di luar jam makan, tentu hal yang langka. Sekilas mereka bisa diam seperti mati, tanpa mengedipkan mata bahkan mengangakan mulut dalam waktu yang lama seperti mematung.
Penangkaran Buaya Asam Kumbang merupakan taman penangkaran reptil buaya terbesar di Indonesia. Di sini ada sekitar 2800 an buaya dengan berbagai ukuran, dari yang bayi hingga berumur 45 tahun lebih.
Penangkaran Buaya Asam Kumbang ada berawal dari kecintaan pemilik, Lho Than Muk, etnis Tionghoa yang lahir di Aceh menemukan seekor buaya di sungai, karena rasa sayangnya terhadap hewan maka ia kemudian merawatnya.
Selang beberapa waktu kemudian Lo Than Muk pindah ke Kota Medan dan membangun peternakan buaya dengan menggunakan biaya pribadi di tahun 1959.
Baca Juga: Kecewa Vonis Hakim, Pengeroyok Haringga Ajukan Banding
Tiket atau retribusi masuk ke Penangkaran Buaya Asam Kumbang tidaklah terlalu mahal, hanya Rp 6 ribu dan buka mulai pukul 09.00 - 17.00.