Makin Indonesia Bersama Komunitas Perempuan Pelestari Budaya

Sabtu, 10 November 2018 | 09:53 WIB
Makin Indonesia Bersama Komunitas Perempuan Pelestari Budaya
Komunitas Perempuan Pelestari Budaya. (Suara.com/Ririn Indriani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Melestarikan budaya dan tradisi menjadi fokus utama dari Komunitas Perempuan Pelestari Budaya.

Didirikan pada November 2017, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya diisi oleh 30 perempuan dari banyak latar belakang yang berbeda.

"Kami semua berbeda-beda, mulai dari agama, suku, bahkan karir. Ada yang konsultan SDM, wartawan, wirausaha, karyawan, bagiannfinansial, surveyor, NGO, guru yoga, hingga kerja di perhotelan," kata Pendiri Komunitas Perempuan Pelestari Budaya, Diah Kusumawardhani Wijayanti kepada Suara.com, beberapa waktu lalu.

Komunitas Perempuan Pelestari Budaya yang memiliki jumlah anggota tetap 30 orang ini kerap menyelenggarakan acara dengan gimmick bertema tradisi dan budaya tradisional yang dikemas kekinian.

Baca Juga: Urus Bayi Tanpa Babysitter, Zee Zee Shahab dan Suami Makin Mesra

Diah Kusumawardhani Wijayanti (mengenakan kacamata hitam), Pendiri Komunitas Perempuan Pelestari Budaya mengenakan tenun bersama perempuan NTT. (@perempuanpelestaribudaya/Instagram)
Diah Kusumawardhani Wijayanti (mengenakan kacamata hitam), Pendiri Komunitas Perempuan Pelestari Budaya mengenakan tenun bersama perempuan NTT. (@perempuanpelestaribudaya/Instagram)

Misalnya mengenakan tenun saat Hari Sumpah Pemuda beberapa waktu lalu. Ketika ditanya apa alasannya, Diah mengatakan bahwa hal tersebut merupakan cara untuk memperkenalkan kembali kain tradisional tenun ke tengah masyarakat luas.

"Kami ingin meperkenalkan sekaligus mengajak kembali menggunakan kain tradisional. Ini bukan kain yang kolot, kuno tapi bisa dimodifikasi lebih modern," kata Diah bersemangat.

Uniknya, Diah dan teman-teman di Komunitas Perempuan Pelestari Budaya sangat fokus berkampanye di media sosial dengan selalu mengunggah kegiatan komunitas dan menggunakan tagar khusus.

Komunitas Perempuan Pelestari Budaya bekerja sama dengan Harris Suties Fx Sudirman Jakarta menggelar talkshow bertajuk 'Filosofi Batik' pada Sabtu (10/2/2018)..
Komunitas Perempuan Pelestari Budaya bekerja sama dengan Harris Suties Fx Sudirman Jakarta menggelar talkshow bertajuk 'Filosofi Batik' pada Sabtu (10/2/2018). (Suara.com/Ririn Indriani)

"Kami ingin menjadi corong di sosial media. Ingin apa yang kita lakukan bukan hanya dilakukan kelompok kami tapi dibicarakan dan menjadi tren di mana-mana, menjadi viral," imbuh perempuan yang juga pendiri sekolah tari tradisional gratis di bawah naungan Yayasan Belantara Budaya Indonesia ini.

Untuk itu, kata Diah, wajib hukumnya bagi anggota komunitas memiliki sosial media dan mengunggah kegiatan sambil bercerita hal kebaikan. Lebih lanjut ia mengatakan karena memiliki target di dunia maya, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya sangat selektif memilih anggota.

Baca Juga: Top 5 Berita Artis: Lee Jong Suk Dideportasi, Miyabi Dilecehkan

Ia akan terlebih dahulu melihat aktivitas media sosial calon anggota.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI