Indonesia-Selandia Baru Tampil Bareng di Symphony of Friendship

Kamis, 08 November 2018 | 18:00 WIB
Indonesia-Selandia Baru Tampil Bareng di Symphony of Friendship
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi Indonesia dengan Selandia Baru, 2018 adalah tahun istimewa. Tahun ini hubungan diplomatik kedua negara resmi berusia 60 tahun.

Untuk memperingati hubungan tersebut, Kedutaan Besar RI di Wellington menyiapkan konser persahabatan, “The Symphony of Friendship”.

The Symphony of Friendship akan berlangsung di gedung pertunjukan ikonik di Wellington, The Opera House, 9 November nanti. Konser ini menampilkan tiga penyanyi Indonesia, yaitu Edo Kondologit, Gita Gutawa dan Andmesh Kamaleng, serta 2 penyanyi dari suku Maori, Maisey Rika dan Tama Waipara.

Semuanya akan diiringi Wellinton Orchestra, salah satu orkestra ternama di Selandia Baru. Menariknya, konser berdurasi 90 menit ini akan mendaulat Erwin Gutawa sebagai aranger sekaligus konduktor orkestra.

Baca Juga: Kemenpar Minta Media Sebarkan Optimisme Pariwisata Indonesia

Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, menjelaskan, konser ini mengkolaborasikan musik Maori (suku asli di Selandia Baru) dengan musik dari Indonesia bagian timur. Konser istimewa ini dipersiapkan untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah bagian dari Pasifik, yang berbagi kesamaan budaya dan adat istiadat.

"Konser ini akan semakin memperkuat tali persaudaraan kita dengan bangsa-bangsa di Pasifik," ujar Tantowi, Selasa (6/11/2018).

KBRI Wellington optimistis, konser ini akan dipadati oleh 1.300 penonton yang setengah di antaranya adalah pelajar di Wellington.

“Para pelajar yang rata-rata berusia 15 tahun adalah pemilik masa depan hubungan Indonesia-Selandia Baru. Semakin dini mereka mengenal Indonesia maka semakin cepat mereka akan jatuh cinta,” kata Tantowi.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengapresiasi konser ini. Menurutnya, New Zealand adalah salah satu pasar potensial, dan sudah memiliki direct flight ke Bali. Maskapai Emirates dan New Zealand Air sudah terbang langsung dari Auckland - Denpasar.

Baca Juga: Kemenpar Jual Wisata ke Selandia Baru, 10 Bali Baru Diperkenalkan

“Ketika ada akses langsung ke Bali akan lebih mudah menarik wisman ke Indonesia, mirip dengan pasar Australia, New Zealand suka dengan adventure, bahari, surfing dan culture, semua tersedia dengan baik di Bali,” katanya.

Ia mengaku tidak pernah khawatir dengan atraksi dan amenitas di destinasi Bali. Bali disebutnya sangat siap.

Kemenpar juga sudah memiliki komunitas GenWI, Chapter New Zealand, yaitu anak-anak muda, pelajar mahasiswa dan diaspora yang peduli pariwisata Indonesia di Negeri Kiwi tersebut.  Tantowi ikut meresmikan komunitas yang saat ini rajin memviralkan Wonderful Indonesia di sana.

“The Symphony of Friendship bisa menjadi pintu masuk agar lebih kuat konten promosinya,” kata menpar.

Bagi Indonesia, negara-negara Pasifik tidak hanya menjadi sahabat yang dekat secara geografis, historis maupun etnis. Lebih dari itu, dengan ketersediaan konektivitas yang semakin baik, negara-negara Pasifik menjadi salah satu pasar potensial pariwisata Indonesia.

Sementara Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, kunjungan wisatawan dari Selandia Baru selalu meningkat sejak 2011, yaitu mencapai 106,914 kunjungan pada tahun 2017.

"Pada 2018, berdasarkan perhitungan sementaraJanuari hingga September, kunjungan wisatawan mancanegara sudah mencapai 98,200 kunjungan, atau tumbuh 16.54 persen dibandingkan kunjungan pada periode yang sama di 2017," ujarnya, didampingi Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional Australia, Oceania, Adella Raung.

Saat ini, pemerintah mengembangkan destinasi “10 Bali Baru”, yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.

"Pemerintah Indonesia telah memberikan kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) selama 30 (tiga puluh) hari pada 169 negara, termasuk negara-negara Pasifik," tambah Giri.

Adella menambahkan, pariwisata tidak hanya berperan sebagai penopang perekonomian Indonesia, namun sekaligus sebagai media pengenalan budaya sehingga menumbuhkan toleransi dan sikap saling menghargai.

"Selain mendukung konser Symphony of Friendship, Kementerian Pariwisata juga akan berpartisipasi pada parade budaya Santa Parade Festival tanggal 25 November 2018. Seluruh kegiatan tersebut tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan awareness dan jumlah kunjungan ke Indonesia, tetapi juga memperkenalkan kedekatan budaya Indonesia dengan negara-negara Pasifik," papar Adella.

Ia menambahkan, ada kemiripan kosa kata, nada, serta keberadaan 80 persen ras Melanesia dan Polynesia yang tinggal di Indonesia bagian timur. Symphony of Friendship diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan positif.

"Sehingga meningkatkan interest warga negara-negara Pasifik untuk berkunjung ke Indonesia dan menikmati secara langsung kedekatan budaya tersebut," pungkasnya.

REKOMENDASI

TERKINI