Pebalap Tour de Singkarak 2018 Terpukau dengan Ranah Minang

Selasa, 06 November 2018 | 15:00 WIB
Pebalap Tour de Singkarak 2018 Terpukau dengan Ranah Minang
Pembukaan Tour de Singkarak (TdS) 2018, Minggu (4/11/2018). (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Budaya Ranah Minang memang luar biasa. Kehadirannya selalu mampu memukau.

Inilah yang ditunjukkan Kota Bukit Tinggi dalam pelepasan race pertama Tour de Singkarak (TdS) 2018, Minggu (4/11/2018). Penampilan Pencak Silat dan Tari Piring mampu menghipnotis para penonton dan pebalap.

"Inilah Sumatera Barat (Sumbar). TdS diubah menjadi etalase seni budaya. Sama kerennya dengan keindaham alamnya. Suguhan ini menjadi sebuah etalase bingkai besar pariwisata Sumut," ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

Suguhan budaya yang ditampilkan pun diset maksimal dan atraktif. Hentakan Gandang Tasa seirama dengan gerakan para pesilat.

Baca Juga: Menpar: Tour de Singkarak 2018 Dongkrak Pariwisata Sumbar

Begitu juga sajian Tari Piring. Penarinya dinamis dan energik memanaskan suasana. Apalagi ketika mereka takut berjalan di atas pecahan piring.

Mereka bahkan sampai berloncat-loncat di atas pecahan kaca tanpa luka sedikit pun. Tak berhenti sampai di situ, atraksi permainan api di penghujung tarian menjadi penutup manis yang memompa semangat para pembalap.

Menurut Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, sensasi terbaik sengaja disuguhkan di pelaksanaan TdS. Suguhannya pun selalu beragam menonjolkan kekuatan pariwisata Sumbar.

"Sebagai sebuah atraksi promosi pariwisata, TdS selalu kita dorong untuk menyajikan yang terbaik, sehingga gaungnya makin mengangkat pariwisata Sumbar," ujarnya.

Iamelanjutkan, hingga saat ini, dampak positif penyelenggaraan TdS sangat dirasakan masyarakat Sumbar, terutama selama penyelenggaraan berlangsung. Hal ini terlihat dengan meningkatnya tingkat hunian kamar hotel, penjualan makanan, suvenir, dan oleh-oleh khas Sumbar.

Baca Juga: Tour de Singkarak Digelar Lagi, 26 Negara Ikut Serta

Pembukaan Tour de Singkarak (TdS) 2018, Minggu (4/11/2018). (Dok: Kemenpar)
Pembukaan Tour de Singkarak (TdS) 2018, Minggu (4/11/2018). (Dok: Kemenpar)

Dampak positif lainnya adalah meningkatnya infrastruktur, terutama jalan yang akan dilalui peserta balap sepeda, yang menjadi terpelihara dan semakin mulus. Tak sampai di situ, ajang TdS juga telah mendorong munculnya destinasi wisata baru di Sumbar.

"Angka kunjungan wisatawan ke Sumbar meningkat setiap tahunnya. Menurut data BPS per Desember 2017, angka kunjungan wisman ke Sumbar naik 63,98 persen menjadi 8.586 orang, dari tahun sebelumnya yang hanya 5.225 orang. Ini salah satu bukti keberhasilan dari promosi  TdS," ungkapnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuty, menyatakan tak meragukan eksistensi TdS. Setelah 1 dekade, sport tourism ini layak menjadi rujukan bagi event serupa di Tanah Air.

"Sebagai salah satu event sport tourism terbaik di Indonesia, TdS memberikan inspirasi besar bagi event serupa di Tanah Air. Kemenpar akan terus berkomitmen untuk terus mendukung event ini," ucap Esthy.

Tahun ini, TdS memasuki tahun pelaksanaan ke-10 tahun. Sebanyak 22 tim, dengan total 122 pebalap dari 13 negara datang ke Indonesia.

Para peserta akan unjuk kekuatan dengan melintasi 15 kabupaten/kota di Provinsi Sumbar, dengan rutenya sepanjang 1.267 km dan merebutkan total hadiah sebesar Rp 2,3 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI