Jatim-Bali Kembangkan Klasterisasi Destinasi Wisata Menarik

Sabtu, 03 November 2018 | 12:00 WIB
Jatim-Bali Kembangkan Klasterisasi Destinasi Wisata Menarik
Pembahasan pengembangan area ekowisata Jawa Timur-Bali dari Ballroom Hotel Santika, Banyuwangi, Jumat (2/11/2018). (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - FGD Pengembangan Klasterisasi Destinasi Ekowisata Jawa Timur-Bali langsung to the point! Semua stakeholder diajak rembuk bersama, merumuskan formula sakti untuk mengembangkan area ekowisata Jawa Timur-Bali dari Ballroom Hotel Santika, Banyuwangi, Jumat (2/11/2018).

Kemenpar mengutus dua Asdep sekaligus, yaitu Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan, Alexander Reyaan, dan Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata, Indra Ni Tua.

Banyuwangi dikawal bupatinya langsung, Azwar Anas. Ia didampingi Kadispar Banyuwangi, MY Bramuda.

Kementerian KLHK diwakili Kepala Balai Besar KSDA Jatim, Nandang Prihadi. Di deretan lain, ada Asisten II Bupati Jembrana, I Gusti Putu Mertadana, Ketua East Java Ecotourism Forum, Agus Wiyono, dan Ketua Tim PP Geopark Kemenpar, Yunus Kusumahbrata. Semuanya adalah pengambil kebijakan, yang punya pengaruh yang sangat kuat.

Baca Juga: Kemenpar Minta Media Sebarkan Optimisme Pariwisata Indonesia

“Kalau mau mengembangkan klasterisasi destinasi ekowisata Jawa Timur-Bali, kuncinya harus sinergi. Semua berkolaborasi, bukan berkompetisi,” tutur Alexander, Jumat (2/11/2018).

Sinergi ini diyakini bakal sangat ampuh, sangat powerful. Menteri Pariwisata, Arief Yahya kerap mengatakan sinergi akan menghasilkan 1 + 1 = 3, bukan 2. Artinya, “the whole is bigger than the parts.” Hasil gabungan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Dengan sinergi, maka kekuatannya akan berlipat-lipat.

Jatim punya empat Taman Nasional yang sudah sangat nge-hits. Ada Taman Nasional Baluran dengan savana yang sangat mirip dengan kondisi Afrika. Ada Taman Nasional Meru Betiri, yang terkenal akan konservasi beragam spesies penyu.

Ada Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BTS), yang kerap dijadikan setting film maupun program dokumenter dari berbagai media. Ada juga Taman Nasional Alas Purwo, yang punya Padang Savana hingga Pantai Plengkung atau G-Land.

Sementara tetangga di seberang pulau, punya Taman Nasional Bali Barat. Selain ekosistem hutan mangrove, evergreen, savana, coral reef, padang lamun, serta pantai berpasir, Bali Barat juga punya P’lataran L'harmonie. Brand-nya sudah masuk top 100 Top Destinasi Hijau dunia.

Baca Juga: Kemenpar Gelar APWI 2018, Berhadiah Total Rp 300 Juta

“Ini kekuatan besar. Kalau digabungkan, akan menghasilkan impresi yang sangat tinggi dan powerful,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI