Suara.com - Tingginya minat masyarakat yang menyaksikan pementasan teater Bunga Penutup Abad yang digelar beberapa tahun belakangan, mendorong Titimangsa Foundation didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mempersembahkan pementasan itu kembali dengan diperankan Reza Rahardian, Lukman Sardi dan Chelsea Islan.
Pementasan yang dikemas berbeda dan lebih menarik ini akan digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jakarta selama dua hari pada 17 dan 18 November 2018 mendatang sekaligus menjawab permintaan masyarakat yang belum mendapatkan kesempatan menyaksikan pementasan sebelumnya.
Sambutan luar biasa penonton pada pementasan Bunga Penutup Abad lalu ini pun kemudian mendorong Titimangsa Foundation untuk mengangkat sosok Pramoedya Ananta Toer dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pameran arsip yang telah diadakan pada bulan April 2018 lalu bertajuk ‘Namaku Pram: Catatan dan Arsip’ yang juga mendulang kesuksesan dengan mampu mendatangkan pengunjung sebanyak 36.000 orang yang hadir dari berbagai usia mulai dari usia senja hingga anak-anak muda milenial yang saat ini nama Pram dan kutipan-kutipan tulisannya menjadi sebuah trend dan kembali hype dikalangan generasi milenial.
Bunga Penutup Abad merupakan sebuah pementasan teater yang dialihwahanakan dari novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa yang termasuk dalam seri novel Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer.
Baca Juga: KNKT AS dan Boeing Bantu Investigasi Kecelakaan Lion Air JT 61
Untuk pementasan teater Bunga Penutup Abad akan menampilkan beberapa pemain kawakan yaitu aktor terbaik Indonesia Reza Rahadian sebagai Minke, Lukman Sardi sebagai Jean Marais, Chelsea Islan sebagai Annelies serta pemain cilik berbakat, Sabia Arifin sebagai May Marais. Dan yang semakin membuat penasaran adalah sosok Nyai Ontosoroh akan diperankan oleh Marsha Timothy. Pementasan ini juga masih merupakan kolaborasi antara Wawan Sofwan sebagai sutradara dan Happy Salma sebagai produser.
"Pramoedya Ananta Toer merupakan sastrawan besar Indonesia Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Pementasan ini merupakan hasil kolaborasi yang digali oleh para kreator serta menghadirkan nama-nama yang telah berprestasi di layar lebar, dan keikutsertaan mereka memberikan warna segar untuk menampilkan adaptasi yang berbeda di atas panggung. Semoga Bunga Penutup Abad ini memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Happy Salma, Founder Titimangsa Foundation, menuturkan dalam pertunjukan kali ini, terdapat pergantian pemain yang saya rasa akan memberikan kesegaran, bahwa sebuah peran bukan hanya milik atau diidentikkan pada seorang aktor. Mereka bebas diinterprestasikan, diolah dan dimainkan oleh setiap aktor dalam gaya pemeranan yang berbeda.
Bunga Penutup Abad ini berkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh yang khawatir mengenai keberadaan Annelies, mengutus seorang pegawainya untuk menemani kemana pun Annelies pergi, bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman.
Kehidupan Annelies sejak berangkat dari pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya yang dikirimkan pada Minke dan Nyai Ontosoroh. Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies dan Panji Darman. Minke selalu membacakan surat-surat itu pada Nyai Ontosoroh. Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya sampai akhirnya Annelies harus dibawa pergi ke Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.
Baca Juga: Terima Tawaran Pemerintah, Apriyani Rahayu Siap Jadi PNS
Cerita berakhir beberapa saat ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda. Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter. Ke Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya Jean Marais. Minke memberi nama lukisan itu, Bunga Penutup Abad.
Pementasan ini juga didukung oleh orang-orang yang berdedikasi di bidangnya yaitu Happy Salma sebagai Produser, Wawan Sofwan sebagai Sutradara, Iskandar Loedin (pimpinan Artistik), Deden Jalaludin Bulqini (penata multimedia), Ricky Lionardi (penata musik) dan Deden Siswanto (penata kostum).
Pada pementasan kali ini, Titimangsa Foundation menghadirkan pula musik soundtrack pementasan yang direkam dalam bentuk CD. Masyarakat bisa mendapatkan CD yang akan dijual di media sosial Titimangsa dan di tempat pertunjukan nantinya.
Pementasan teater Bunga Penutup Abad akan sangat ditunggu dengan diperankan pemain film yang cukup profesional dalam mendalami peran seperti Reza Rahardian, Lukman Sardi dan Chelsea Islan.