Main Angklung Bareng Turis Jepang? Cuma Ada di Bandung, lho!

Selasa, 30 Oktober 2018 | 09:00 WIB
Main Angklung Bareng Turis Jepang? Cuma Ada di Bandung, lho!
Angklungs Day 2018. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selalu ada alasan untuk mengunjungi Bandung, Jawa Barat. Kota Kembang selalu mampu menyajikan yang dicari wisatawan.

Terbaru, Bandung bersiap menggelar Angklungs Day 2018. Event ini akan dihelat di halaman Gedung Sate, 18 November 2018.

Event besutan KABUMI UPI Bandung ini dijamin seru. Kegiatan ini menjadi bagian peringatan saat angklung dikukuhkan sebagai Kekayaan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, dan telah memasuki tahun pelaksanaan yang ke-8.

Selain itu, event ini juga akan diisi dengan pemecahan rekor MURI "Bermain Angklung Bersama dengan Grup Angklung Terbanyak". Menurut Penasihat kegiatan, Dadang Sunjaya, hingga saat ini telah terdaftar 130 grup yang akan ikut serta.

Baca Juga: Kemenpar Nyatakan Siap Rebut Pasar Wisatawan Milenial

"Pemecahan rekor ini merupakan bentuk penghargaan untuk peserta, karena seluruh peserta datang dengan sukarela. Ongkos saja mereka sendiri. Mereka datang dari berbagai kota dan provinsi, seperti Subang, Majalengka, Bogor, Karawang, Jakarta, Kalimantan, dan bahkan ada grup dari Hiroshima, Jepang," ujarnya, Minggu (28/10/2018).

Selain pemecahan rekor MURI, kemeriahan lain pun tak lupa disuguhkan. Berbagai acara telah dipersiapkan untuk menyemarakkan event ini, seperti bazar, lomba foto Instagram, lomba kostum, hingga penampilan dari berbagai grup Angklung.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, kami dibantu oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui program Pesona Indonesia. Untuk fasilitas yang lain, kami didukung penuh oleh pemerintah provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Pesona Jawa Barat. Semoga kegiatan rutin tahunan ini bisa dijadikan calender of event oleh pemerintah," harap Dadang

Sementara itu, menurut Ketua Panitia Angklungs Day 2018, Dalvin Miftah Fauzan, Angklungs Day kali ini mengambil tema "From Local To Global". Dengan tema tersebut, diharapkan angklung dapat membawa perdamaian dunia.

Hal ini sesuai dengan cita-cita Bapak Angklung Indonesia, Daeng Soetigna.

Baca Juga: Kemenpar Minta Media Sebarkan Optimisme Pariwisata Indonesia

“Untuk mewujudkan tema tersebut, kami mengemasnya dalam bentuk memainkan angklung bersama dengan membawakan lagu-lagu daerah secara medley. Selain itu juga beberapa lagu negara lain, dan ditutup dengan lagu Heal the World. Semoga suguhan lagu-lagu melalui permainan angklung secara bersama-sama tersebut membuat pesan dapat tersampaikan," pungkasnya.

Di tempat terpisah, Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sumarni mengatakan, event ini merupakan bentuk penguatan atraksi pariwisata yang harus didukung penuh. Apalagi angklung merupakan warisan budaya yang bukan saja milik Indonesia, tetapi juga milik dunia.

"Untuk itu, Kemenpar terus mendukung penguatan pariwisata melalui atraksi-atraksi yang spektakuler seperti ini," ungkap Sumarni.

Ia juga menambahkan, event ini adalah cara yang tepat untuk menjaga, memelihara, melestarikan dan meregenerasikan angklung, sehingga alat musik ini diharapkan semakin mendunia.

"Angklung’s Day 2018 membuat seluruh para peserta tak lupa terhadap budaya leluhur kita dan tetap menjaga kelestariannya," ucapnya.

Hal tersebut juga diamini oleh Kepala Bidang Pemasaran Area I (Jawa) Kemenpar, Wawan Gunawan. Menurutnya, pengembangan angklung sebagai sebuah atraksi spektakuler akan mendorong perkembangan pariwisata.

“Kalau angklung dikembangkan, maka ekonomi rakyat akan maju. Pariwisata di tempat-tempat pembuatan dan pertunjukan angklung juga akan maju. Di sekitarnya bisa didirikan dan dimanfaatkan sebagai homestay atau rumah warga yang sebagian kamarnya bisa disewakan kepada wisatawan yang ingin melihat, belajar membuat dan bermain angklung” tegas wawan.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, tak meragukan seni tradisi angklung yang yang sudah mendunia. Menurutnya, alat musik ini sarat dengan nilai-nilai budaya.

“Saya percaya, seluruh peserta Angklungs Day adalah seniman. Tinggal financial value-nya yang harus dipoles habis, sehingga akan lebih cepat berlari, karena modal creative value-nya sudah di tangan,” ujarnya.

Menurut Arief, budaya semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. Hal itu menjadi salah satu alasan wisatawan mau liburan ke suatu daerah. 

“Laku dijual untuk turis mancanegara,” ujar menpar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI