Suara.com - Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, memperkenalkan kekayaan budayanya dalam Festival Danau Sentarum 2018. Salah satunya dalam acara Pentas Seni Budaya Kapuas Hulu dan hiburan rakyat, Sabtu (27/10/2018) malam.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu, Antonius, mengatakan, potensi yang dimiliki daerahnya layak dipasarkan ke level internasional.
"Kabupaten Kapuas Hulu memiliki potensi alam dan budaya yang sangat unik. Sangat layak untuk dipasarkan di level nasional, bahkan internasional. Even Festival Danau Sentarum ini merupakan salah satu upaya kami dalam mengenalkan budaya kami," ujarnya.
Menurutnya, budaya Kapuas Hulu yang bisa menarik perhatian wisatawan adalah upacara adat, dan tari-tarian. Salah satunya, Tari Mangisar Ase.
Baca Juga: Cicipi Aneka Makanan di Festival Kuliner Terbesar di Jawa Barat
Tari Mangisar Ase turut ditampilkan dalam Festival Danau Sentarum. Tarian ini dibawakan oleh Sanggar Riak Uncak Kapuas.
Mangisar Ase merupakan gambaran aktivitas masyarakat Dayak zaman dulu, terutama dalam mengolah padi menjadi beras. Dahulu aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan peralatan tradisional, yaitu tampi' dan ayak secara bergotongroyong.
Ada juga penampilan dari Sanggar Ruai Tantakuan, yang membawakan Tari Saraung. Tarian ini menceritakan tentang masyarakat Dayak yang selalu menggunakan Saraung untuk melindungi tubuh saat beraktivitas.
Total ada 13 tarian yang tampil di Pentas Seni Budaya Kapuas Hulu dan hiburan rakyat. Deretan atraksi ini bisa menarik tidak kurang dari 5 ribu penonton.
Mereka memadati lapangan Lanjak sejak pukul 19.00 WIB hingga acara selesai. Penonton tidak hanya dari Indonesia. Sejumlah penonton asal Malaysia pun terlihat. Mereka berbaur bersama penonton lokal.
Baca Juga: Festival Irau Malinau 2018 Jadi Ajang Budaya Suku Dayak
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pamasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauzi, mengaku puas dengan pelaksanaan kegiatan ini.