GenPI Maluku Utara Destinasi Digital Baru, Pasar Melayu

Senin, 29 Oktober 2018 | 12:00 WIB
GenPI Maluku Utara Destinasi Digital Baru, Pasar Melayu
GenPI Maluku Utara (Malut), yang telah meluncurkan destinasi digital Pasar Pasar Melayu, Minggu (28/10/2018). (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Generasi Pesona Indonesia (GenPI) memang paten. Kreativitasnya tak pernah berhenti.

Kalau nggak percaya, lihat saja aksi GenPI Maluku Utara (Malut), yang telah meluncurkan destinasi digital Pasar Pasar Melayu, Minggu (28/10/2018). Sedari pagi hingga petang, serangkaian acara super heboh mewarnai acara peluncuran tersebut.

"Yang pasti, kami akan tampil beda. Kami ingin Pasar Melayu menjadi sebuah atraksi pariwisata yang unik dan menarik," ujar Sekertaris Genpi Malut, Nyong Capalulu.

Kemeriahan terjadi sejak pukul 08.00 WIT. Ada Falinggir Festival, atau Festival Layang-Layang yang akan dilangsungkan.

Baca Juga: Jual Wisata di Selandia Baru, Booth Kemenpar Paling Besar!

Festival ini akan memperlombakan 2 kategori yang sama serunya. Ada kategori Layang-layang Hias dan kategori Baku Potong.

"Nah uniknya, ada permainan masa kecil. Seru banget, ada adu layang-layang. Yang benangnya bagus, maka dia yang menang. Teknik dan angin juga mempengaruhi. Belum lagi indahnya layang-layang hias yang ikut lomba, bikin semua menjadi tambah menarik," ujarnya.

Acara di siang hari pun tak kalah hebohnya. Ada Jang Foloi Karnaval, yang dilangsungkan pukul 14.00 hingga 16.00 WIT.

Acaranya dijamin tambah meriah. Pasalnya berbagai kostum fantastis dan kendaraan hias yang super keren ikut dalam karnaval ini.

GenPI Maluku Utara (Malut), yang telah meluncurkan destinasi digital Pasar Pasar Melayu, Minggu (28/10/2018). (Dok: Kemenpar)
GenPI Maluku Utara (Malut), yang telah meluncurkan destinasi digital Pasar Pasar Melayu, Minggu (28/10/2018). (Dok: Kemenpar)

Rutenya cukup panjang. Peserta memulai start dari Taman Nukila hingga berakhir di Benteng Oranje, yang merupakan lokasi Pasar Melayu.

Baca Juga: Kemenpar Siap Gelar Tour de Linggarjati 2018

"Finish-nya sekalian langsung di Pasar, jadi klimaksnya dapat di Pasar," terang Nyong.

Lantas apa saja di atraksi pada pembukaan? Untuk ini tak perlu khawatir.

Sajian mumpuni kekayaan budaya Malut menyapa pengunjung dan tamu undangan. Sambutan Tari Soya-soya hingga Tarian Yakis Bacan mampu menyihir pengunjung.

Kemeriahan peluncuran Pasar Melayu tersebut sangat wajar. Pasalnya, Pasar Melayu merupakan destinasi digital yang keren.

Di destinasi digital ini, ada 16 stan yang menyediakan kuliner dan suvenir khas Malut. Selain itu, ada 2 wahana permainan anak.

Spot fotonya sudah pasti oke. Pasar ini memilik 6 spot foto kece yang siap memanjakan hasrat selfie para wisatawan.

Pemilihan lokasi pasar pun sangat tepat. Benteng Oranje merupakan situs sejarah yang terkenal di Kota Ternate.

Benteng ini, dulunya adalah pusat pertahanan Portugis ketika menduduki Ternate. Benteng ini didirikan pada 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge.

Saat itu, Benteng Oranje dihuni oleh mayarakat Melayu, sehingga sering juga disebut Benteng Melayu atau Malayo. Bahkan ketika masa pendudukan Belanda, benteng ini juga menjadi pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda.

"Kalau boleh dibilang, ini adalah salah satu ikon Kota ternate. Siapapun mengenal tempat ini. Kami ingin meramaikan ikon ini dengan adanya destinasi digital di dalamnya. Biar makin ramai," pungkas Nyong.

Acungan jempol pun langsung diberikan Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono. Ia mengaku antusias menyambut peluncuran Pasar Melayu di Malut.

Don mengatakan, peluncuran ini merupakan langkah tepat untuk menambah daya dobrak pariwisata Malut.

“Kita sejak awal sudah optimistis, pasar-pasar ini akan cepat berkembang. Destinasi digital  memberikan dua keuntungan, yaitu offline dan online. Offline-nya ya pasar,  dan online-nya, anak-anak GenPI yang sangat gencar dalam bermedia sosial. Mereka bisa menciptakan 3-4 trending topic tiap minggunya. Hal ini dipastikan makin membuat destinasi sekitarnya juga ikut berkembang,” jelas Don.

Hal senada juga diungkapkan Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Ia menjelaskan, destinasi digital, atau yang kerap dikenal pasar aaman now ini memiliki positioning, differentiation dan branding.

Positioning-nya, yaitu esteem economy, generasi milenial yang butuh pengakuan dan media sosial. Differentiation-nya Instagrammable dan digitalable photogenic, sementara branding-nya, menjadi destinasi zaman now.

“Kids zaman now, 70 persen eksis di dunia maya dan dunia digital. Media pun sebagai channel menuju ke sana. Pariwisata kita pun makin kreatif, makin instagramable, memikirkan objek gambar, agar kalau difoto, layak diposting di medsos, dan banyak likes, comments, banyak repost, share, dan interaksi positif. Itu semua sekarang diwadahi oleh GenPI dengan destinasi digitalnya. Maju terus pariwisata Indonesia. Salam Pesona Indonesia. GenPI! Gas!” ujarnya.

REKOMENDASI

TERKINI