Studi : Stres di Usia 40an Dapat Menurunkan Daya Ingat

Jum'at, 26 Oktober 2018 | 06:00 WIB
Studi : Stres di Usia 40an Dapat Menurunkan Daya Ingat
Ilustrasi stres di usia paruh baya dapat menurunkan daya ingat. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian di Harvard Medical School baru-baru ini mengungkap bahwa stres yang dialami oleh orang-orang berusia paruh baya, yakni sekitar 40an dapat menurunkan daya ingat.

Para peneliti mengatakan mereka yang stres kemungkinan besar akan mengalami masa tua dengan demensia dilansir Dailymail.

Stres pada usia paruh baya dapat membuat kadar otak seseorang mengecil sehingga mengakibatkan daya ingat memburuk. Tingginya kadar hormon stres dapat menjadi tanda peringatan awal mereka akan mengalami penurunan keterampilan berpikir nantinya.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr Justin Echouffo-Tcheugui menganalisa 2.231 orang dengan usia rata-rata 49 tahun dan bebas dari demensia. Mereka dibagi berdasarkan kadar kortisol (hormon steroid yang memengaruhi bagaimana tubuh merespon stress). Dia mengatakan, penelitian timnya mendeteksi hilangnya memori dan penyusutan otak pada orang berusia paruh baya sebelum gejalanya mulai terlihat.

Baca Juga: Fansiskus Diduga Sempat Minum Kopi Usai Tembak Mati Istri

Untuk menguji ini, peneliti meminta semua peserta melakukan tes memori dan keterampilan berpikir. Pemindaian otak MRI juga dilakukan untuk mengukur volume otak mereka.

Setelah itu hasilnya disesuaikan berdasarkan usia, jenis kelamin, merokok atau tidak dan massa tubuh. Di situlah peneliti menemukan skor yang lebih rendah pada tes memori dan berpikir pada orang-orang dengan tingkat kortisol lebih tinggi daripada mereka yang kadar kortisolnya normal.

Orang-orang dengan kadar kortisol yang lebih tinggi memiliki volume otak yang lebih kecil, dengan mereka yang memiliki kortisol tinggi memiliki otak yang 88,5 persen dari total volume tengkorak. Ini dibandingkan dengan 88,7 persen dari volume tengkorak orang dengan tingkat hormon normal.

Dalam penelitian tersebut juga ditemukan tidak ada hubungan yang ditemukan antara tingkat kortisol dan ukuran otak yang rendah. Kortisol, diproduksi oleh kelenjar adrenal, membantu tubuh merespons stress.

Ini juga dapat membantu mengurangi peradangan, mengontrol gula darah dan tekanan darah, mengatur metabolisme dan membantu dengan respon imun. Tingkat kortisol yang tinggi dapat disebabkan oleh stres, kondisi medis atau obat-obatan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Naik Peringkatnya di Ranking FIFA Bulan Oktober

Dr Echouffo-Tcheugui berkata, kortisol mempengaruhi banyak fungsi yang berbeda sehingga penting menyelidiki seberapa tinggi kadar hormon dapat mempengaruhi otak seseorang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI