Suara.com - Destinasi digital Pasar Van Der Capellen di Batusangkar memang luar biasa. Belum lama dibuka, pasar ini sudah mampu mencuri perhatian.
Hal ini dibuktikan dengan kunjungan 135 pengusaha tour and travel dari tiga negara, Minggu (21/10/2018).
Rombongan pengusaha tour and travel yang berkunjung ke Pasar Van Der Capellen adalah peserta Padang Travel Mart 2018. Program ini besutan Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sumbar.
Menurut Ketua Asita Sumbar, Ian Hanafiah, para pengusaha ini berasal dari Indonesia, Malaysia dan Singapura. Mereka datang untuk survei dan melihat langsung pasar yang mengusung konsep tradisional ini.
Baca Juga: 2 Ribu pengunjung Banjiri Destinasi Digital Pasar Cikundul
"Saya sangat rekomendasikan para travel agent untuk membawa tamunya ke sini. Kalau bisa, menginap di Tanah Datar, lalu para tamu bisa menikmati Minggu pagi di sini. Suasana di pasar ini sangat tradisional dan pasti dicari-cari oleh wisatawan," ujarnya.
Apa yang disampaikan Ian juga diamini para peserta rombongan. Sam Choo Mun misalnya.
Pengusaha tour travel asal Singapura itu mengatakan, umumnya wisatawan selalu ingin menikmati kuliner khas negara dan daerah yang dikunjungi. Pasar Van Der Capellen menyediakan yang diinginkan wisatawan.
"Selain itu, destinasi digital ini unik. Para pedagangnya berpakaian tradisional dan ada hiburan musik tradisional. Pelancong sangat mencari suasana seperti ini," ujarnya.
Selain berbagai kelebihan tersebut, para pengunjung pasar disuguhi berbagai atraksi kesenian lainnya, seperti talempong pacik dan ada pagar ayu dari Nagari Padang Magek, lengkap dengan pakaiannya yang khas.
Baca Juga: Destinasi Digital Pasar Kampoeng Kopat Siap Meluncur di Banyuwang
"Minggu ini, kita juga buat lomba melukis di atas nampan. Untuk pengunjung, kita sediakan sepeda ontel dengan segala pernak-pernik tempo dulu. Selain itu, ada tempat-tempat foto baru yang kita sediakan. Pokoknya selalu ada yang baru," ujar juragan Pasar Van Der Capellen, Ade Firman.
Sepertinya memang wajar jika Pasar Van Der Capellen selalu tampil fantastis. Berbagai spot Instagramable tersaji lengkap di destinasi ini.
Pasar ini berada tepat di Benteng Van Der Capellen, sebuah situs sejarah peninggalan masa penjajahan Belanda. Apalagi lokasinya sangat strategis, yaitu tepat di jantung Kota Batusangkar, dekat Lapangan Cindua Mato, Gedung Indo Jalito, Pasar Batusangkar, sekolah dan perkantoran di Kota Batusangkar.
"Kalau boleh dibilang, ini adalah salah satu ikon Kota Batusangkar. Siapa pun mengenal tempat ini. Kami ingin meramaikan ikon ini dengan destinasi digital di dalamnya, sehingga wisatawan menjadi lebih terhibur lagi," kata Hijrah.
Di tempat terpisah, Koordinator GenPI Nasional, Mansyur Ebo mengatakan, pasar-pasar yang dibangun oleh GenPI sudah pasti fenomenal. Semua dikonsep matang dengan menonjolkan ciri khas daerah masing-masing.
”GenPI merupakan anak-anak muda yang militan mempromosikan pariwisata Indonesia. Mereka dituntut kreatif dan pandai membaca arah pasar yang diminati wisatawan, sehingga setiap pasar yang dihadirkan sudah pasti tidak akan sama. Semua mempunyai ciri khas masing-masing,” ujar Ebo.
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, pun sumringah. Menurutnya, destinasi digital ini bisa menjadi inkubator bagi GenPI untuk belajar 2C sekaligus, yakni memperkuat creative values dan commercial values. Melengkapi destinasi yang ada di daerah sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat.
“Konsep community development diterapkan dengan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk masyarakat sekitar lokasi pasar. Mereka bisa mendapatkan manfaat dari adanya pasar digital ini, sekaligus mengangkat destinasi utama,” tutur Menpar.
Menteri berdarah Banyuwangi itu juga menyebut, anak-anak muda milenials akan belajar bermedia sosial yang keren, positif, mengangkat dan mempromosikan kekuatan pariwisata Indonesia.
“Di sana juga mengasah mereka untuk terus berkreasi, berinovasi, mengikuti selera zaman yang makin cepat bergerak. Saya ingin menghidupkan minimal 100 pasar GenPI baru tahun ini," imbuh Arief.