Suara.com - Mendirikan start up tampaknya kini menjadi cita-cita bagi generasi muda saat ini. Kisah sukses pendiri start up seperti Nadiem Makarim dengan bisnis Go-Jek, Ferry Unardi selaku pendiri Traveloka, serta William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pendiri Tokopedia berhasil membuat para generasi muda saat ini berlomba-lomba untuk mendirikan start up.
Namun di tengah persaingan yang ketat, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika berencana mendirikan perusahaan rintisan berbasis internet ini. Disampaikan Aswin Tanu Utomo selaku VP of Engineering Tokopedia, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui permasalahan yang akan dipecahkan melalui bisnis tersebut.
"Jadi entrepreneur itu harus tahu problem apa yang mau disolve. Misalnya di Jakarta macet, start up apa yang bisa dibikin. Jadi harus cari tahu problemnya dulu," ujar Aswin dalam Indonesia Digital Economy Summit 2018 yang dihelat PT Pamerindo Indonesia di Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Aswin yang juga merupakan pendiri start up AdaDiskon.com pada 2009 lalu ini mengatakan, pendiri start up pemula juga sebaiknya tidak mengikuti tren. Pasalnya jika mengikuti tren maka persaingan akan semakin besar dan sulit untuk mengungguli start up yang lebih besar.
Baca Juga: Kampanye Ini Targetkan Generasi Muda Indonesia yang Lebih Sehat
"Tren itu cepat sekali hilang dan tergantikan. Jadi jangan ikuti tren. Jangan gara-gara lagi gempar fintech terus bikin start up fintech. Jadi coba lihat problem di sekitar kita dan bikin inovasi yang belum dilirik pesaing," tambah dia.
Selain itu, Aswin juga meminta pelaku start up pemula untuk benar-benar serius di bidang tersebut. Passion dibutuhkan sebagai bahan bakar untuk memajukan bisnis yang dirintis. Jika perlu, sebelum mendirikan start up, anak muda bisa menimba ilmu terlebih dulu di start up yang sudah berkembang.
"Jadi sebaiknya jangan bikin sendiri. Belajar dulu di start up orang lain. Misal di Tokopedia kita ada bikin tim kecil-kecil jadi seperti start up within start up. Jadi kalau ada anak muda yang mau bikin start up dan penasaran start up itu gimana sih mungkin bisa gabung di kita untuk belajar dulu," tambah dia.
Nah soal pendanaan, Aswin mengatakan pelaku start up bisa memulainya dengan menjalin hubungan baik dengan para investor. Menurut dia di era sekarang start up lebih mudah mendapatkan investor dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
"Soal pendanaan entreprenuer sekarang susah-susah gampang. Tapi kalau dibandingin waktu saya start up dulu nggak ada sama sekali investor. Sekarang sudah banyak. Tapi yang penting jalin relationship dulu ke investor. Jangan langsung minta duit, jadi waktu ketemu bisa minta tanggapan soal bisnis kita seperti ini nanti dengan sendirinya mereka akan tertarik invest di kita," tandas dia.
Baca Juga: Generasi Muda Wajib Tahu Potensi KDRT Sebelum Berumah Tangga
NXT Indonesia 2018, pameran teknologi digital pertama di Indonesia, dibuka hari ini di JIExpo Kemayoran Jakarta, bersamaan dengan Communic Indonesia dan Broadcast Indonesia. Menghadlrkan Iebih dari 100 eksibitor dari 18 negara, serta Iebih dari 5,000 pengunjung, pameran Ini beriangsung hingga 26 Oktober 2018.
Selama pameran, peserta juga akan dimanjakan dengan berbagai pembicara di Indonesia Digital Economy Summit 2018, yang menghadirkan para profesional dari sektor Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK).
Bagaimana, generasi muda tertarik untuk mendirikan start up?