Tour de Singkarak Digelar Lagi, 26 Negara Ikut Serta

Selasa, 23 Oktober 2018 | 15:00 WIB
Tour de Singkarak Digelar Lagi, 26 Negara Ikut Serta
Tour de Singkarak resmi diluncurkan di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Jakarta, Senin (22/10/2018). (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ajang sport tourism terbesar di Indonesia, Tour de Singkarak (TdS) 2018 akan bergulir lagi, tepatnya pada 4-11 November 2018. Event ini akan diikuti 15 tim dari 26 negara.

Selain itu, 5 tim nasional juga dipastikan ambil bagian. Mereka akan berpacu melewati 8 etape, dengan total jarak 1.267 km untuk merebutkan total hadiah Rp 2,3 miliar.

Tour de Singkarak resmi diluncurkan di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Jakarta, Senin (22/10/2018). Launching dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit, dan walikota/bupati se-Sumbar.

Event ini tidak bisa dianggap remeh, sebab TdS telah masuk dalam kalender Union Cycling International (UCI) kategori Asia Tour 2.2. Sejak 2013, Amauri Sport Organisation (ASO) merekomendasi TdS menjadi kejuaraan mayor di Asia, karena mampu menyedot lebih dari satu juta penonton.

Baca Juga: Kemenpar Gelar APWI 2018, Berhadiah Total Rp 300 Juta

Berdasarkan jumlah penonton, TdS berada peringkat ke-5 dunia. Hanya kalah dari Tour de France (12 juta penonton), Giro deItalia (8 juta), Vuelta a Espana (5 juta), Santos Tour Down Under (750 ribu).

Dengan banyaknya jumlah penonton, menpar menilai, TdS efektif mempromosikan pariwisata di Sumbar. Menurutnya, Sumbar adalah salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, khususnya dalam sport, culture and tourism.

"Pada 2017, Sumbar dikunjungi 56.313 wisman dan 6,5 juta wisnus. Saya mengajak semua pihak, seluruh jajaran di tingkat pusat dan daerah, swasta, media dan masyarakat luas untuk mendukung dan mensukseskan penyelenggaraan Tour de Singkarak tahun 2018,” ajaknya.

Ia menjelaskan, penyelenggaraan TdS 2018 memberikan dua dampak sekaligus, yakni langsung pada ekonomi masyarakat (direct impact economic value) dan media value yang tinggi terhadap promosi pariwisata Sumbar secara nasional dan internasional.

“TdS saat ini telah berusia 10 tahun, sehingga dalam 1 dekade ini, perhelatan akbar balap sepeda setingkat dunia ini dapat menjadi salah satu ajang sport tourism bergengsi di mancanegara,” kata menpar.

Baca Juga: Kemenpar Jual Paket Danau Toba 4 Hari ke Singapura dan Malaysia

Para peserta akan unjuk kekuatan dengan melintasi 16 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumbar. Banyak destinasi wisata yang akan dilalui.

Mereka akan disuguhkan pemandangan alam Sumatera Barat yang mempesona, dengan melewati bukit, jurang, danau, lembah, air terjun, dan hamparan sawah.

“TdS akan menyusuri alam Minangkabau memiliki beraneka ragam obyek wisata, baik itu alam (nature) dan budaya (culture). Tidak hanya mengenalkan destinasi Danau Singkarak semata, momen ini juga bertujuan agar destinasi lainnya menjadi lebih dikenal masyarakat, seperti Lembah Harau, Kelok 9, Istana Pagaruyuang, Pantai Gandoriah, Pantai Padang, serta Pantai Tiram dan banyak lagi,” tambah Arief.

TdS ke-9 tahun ini akan menempuh 8 etape. Etape 1 dari Bukittinggi-Sijujung, dengan panjang 140.5 km, etape 2 Sawahlunto-Dharmasraya sepanjang 204.1 km, dan etape 3, Kabupaten Solok-Tanah Datar sepanjang 150.4 km.

Etape 4 Padang-Agam sepanjang 144 km, etape 5 dari 50 Kota-Pasaman 170.5 km, dan etape 6 Kota Solok-Payahkumbuh 105 km. Sedangkan etape 7 Padang Panjang-Solok Selatan 194.4 km dan etape 9, Pesisir Selatan-Pariaman 258 km.

“Setiap daerah yang akan dilalui, tentu akan bersolek, baik dari atraksi, akses menuju destinasi, serta amenitas. Ini kesempatan daerah yang dilewati pebalap untuk mempromosikan diri, karena TdS merupakan event internasional, media value-nya besar,” ujar menpar.

Wakil Gubernur Sumbar mengatakan, dampak positif penyelenggaraan TdS sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama direct impact ekonomi selama penyelenggaraan berlangsung. Hal ini terlihat dengan meningkatnya tingkat hunian kamar hotel, penjualan makanan, suvenir, dan oleh-oleh khas Sumbar.

"Selain itu, mendorong meningkatnya infrastruktur, terutama jalan-jalan yang akan dilalui peserta balap sepeda, yang menjadi terpelihara dan semakin mulus," ujar Nasrul.

Menurut Nasrul, TdS juga menjadi sarana yang efektif untuk mempromosikan pariwisata Sumbar. Sejak penyelenggaraan TdS pertama 2009, kini bermunculan destinasi wisata baru di Sumbar dan dikenal masyarakat luas.

“Tidak terasa kita sudah menyelenggarakan Tour De Singkarak 2018 selama 10 tahun, atau kita sebut 1 dekade. Tema tahun ini adalah ‘One Decade for All’,  yang merupakan kinerja kerja kita untuk Sumatera Barat. Ini merupakan karya kita bersama Sumatera Barat untuk Indonesia,” kata Nasrul.

Provinsi Sumba,  tahun ini, memiliki 132 calender of event (CoE). Dari 132 CoE tersebut , 3 event di antaranya adalah TdS 2018, Festival Pagaruyung, dan Sawahlunto International Music Festival, yang masuk dalam CoE Wonderful Event.

Nasrul mengatakan, pariwisata Sumbar sudah didukung oleh unsur 3A, atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yang memadai. Sumbar memiliki atraksi (man-made), antara lain Pacu Jawi, Pacu Itiak, Tabuik, Pacu Kuda, Lomba Layang-Layang, Pacu Biduak, dan TdS.

Atraksi alam (natural), antara lain Danau Meninjau, Pulau Pagang, Pulau Mandeh, Bukit Tinggi, dan Pulau Mentawai sebagai destinasi surfing kelas dunia.

Sementara itu, untuk amenitas, Sumbar sejak 2015 mempunyai 313 hotel dengan jumlah kamar 4.750 unit. Unsur aksesibilitas Sumbar, Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang diterbangi oleh maskapai nasional, seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, NAM Air, Citilink, Batik Air, dan Wings Air.

BERITA TERKAIT

Tour de Singkarak 2022 Ditunda

05 Juli 2022 | 14:46 WIB WIB

REKOMENDASI

TERKINI