“Tergantung mood saja. Saya dulu pelukis realis, tapi juga bisa gaya impresionis. Sampai sekarang, gaya melukis saya, yah impresionis,” ujarnya.
Sadikin Pard adalah teladan bagi setiap orang. Ia membuktikan suatu kekurangan seharusnya tidak menjadi penghalang untuk mencapai kesuksesan.
Lukisan Sadikin telah dipamerkan di berbagai negara di Eropa dan Amerika. Sadikin pun turut melanglang buana bersama lukisannya.
“Saya tidak penah meminta apapun kepada siapapun, termasuk agar orang lain menghargai saya. Saya selalu mengingatkan diri saya sendiri untuk tidak bertanya, apa yang saya dapatkan, tapi apa yang sudah saya berikan. Dengan begitu, saya akan termotivasi untuk terus menghasilkan karya,” tuturnya.
Baca Juga: Kemenpar Jual Wisata ke Selandia Baru, 10 Bali Baru Diperkenalkan
Pasar Seni Lukis Indonesia 2018 ini juga mendapat apresiasi dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jawa Timur (Jatim), La Nyalla Mahmud Mattalitti. Dia berharap, para pelukis juga bisa memanfaatkan momen IMF-World Bank Annual Meeting.
"Karya seni pelukis Indonesia bisa dipamerkan di Bali, bersama ajang IMF-World Bank Annual Meeting. Itu diyakini bisa ikut memperkenalkan karya lukis mereka, sehingga bisa membuka pasar yang lebih luas," ujar La Nyalla.
Ia mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara PSLI. Menurutnya, komitmen dan kontribusi membantu pelukis akan membuka pasar baik dari dalam dan luar negeri.
“Selain untuk memperkuat kebudayaan kita, PSLI sanggup menarik mata dunia bahwa karya-karya seniman kita juga berkelas," pungkasnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, 60 persen sektor pariwisata berasal dari budaya dan 30 persen dari alam.
Baca Juga: Kemenpar Siap Rakornas III, Bahas Investasi Pariwisata Indonesia
“Tugasnya Kementerian Pariwisata adalah lebih mempublikasikan dan mempromosikan agar wisatawan datang ke Indonesia, khususnya ke pameran lukisan ini,” ujarnya.