Suara.com - Kemeriahan tercipta di pembukaan Festival Geopark Ciletuh 2018, karena ada pemecahan rekor dunia Tari Jipeng terbanyak. Tercatat ada 5.853 penari ambil bagian dalam pemecahan rekor dunia versi Record Holder Republic (RHR).
Tari Jipeng dengan peserta terbanyak ini tercatat dalam kategori Art and Culture RHR.
Pengumuman rekor baru dunia ini disampaikan Vice President RHR, Lia Mutisari, di Lapangan Paninjoan, Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Varat. Awalnya, RHR mencatat 5.113 peserta, namun jumlah itu bertambah saat para penari mulai beraksi.
“Jumlah bertambah, karena saat para penari mulai beraksi, warga dan pengunjung ikutan menari. Mereka menari sampai selesai. Kita menyertakan mereka semua menjadi bagian dari peserta pemecah rekor,” katanya.
Baca Juga: Upacara Adat Syukur Bumi Awali Festival Geopark Ciletuh
Para peserta membawakan Tari Jipeng selama 10 menit. Peserta pemecah rekor ini terdiri dari beragam latar belakang, ada pelajar, mahasiswa, hingga ke pejabat pemerintahan.
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Ida Hernida, Wakil Menteri Sekretaris Kabinet, Ratin Nurdianti, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, H Dana Budiman, juga tercatat sebagai peserta pemecah rekor.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, Geopark Ciletuh sangat luar biasa.
“Ini geopark yang luar biasa dan telah masuk dalam 100 Calendar of Event Kementerian Pariwisata. Mudah-mudahan bisa masuk kembali ke Calendar of Event 2019. Tapi saya yakin bisa, karena yang sidah ditampilkan luar biasa,” kata Dadang, yang hadir mewakili Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Menurut Dadang, ada beberapa alasan, mengapa festival ini masuk dalam Calendar od Event Kementerian Pariwisata.
Baca Juga: 200 Seniman akan Meriahkan Festival Geopark Ciletuh 2018
“Yang pertama adalah statusnya. Ciletuh sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, nilainya sangat tinggi,” terangnya.
Kedua, budaya Sunda yang disajikan. Festival Geopark Ciletuh sangat kental dengan budaya Sunda. Sebelum pembukaan hingga pemecahan rekor Tari Jipeng, nuansa Sunda ditampilkan dengan ciamik.
“Kekayaan ini tidak terbantahkan. Inilah yang membuat Festival Geopark Ciletuh masuk CoE,” tutur Dadang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat, mengatakan, tahun ini Festival Geopark Ciletuh lebih banyak menyajikan wisata adventure.
“Kegiatannya sangat padat, karena ada 12 event yang digelar. Sebagian besar adalah adventure. Ini sekaligus memperkenalkan dan memperlihatkan keindahan Ciletuh kepada pengunjung,” papar Ida.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sumarni, berharap, Festival Geopark Ciletuh bisa memberikan atraksi yang lebih baik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Dengan modal yang luar biasa, festival ini harus terus ditingkatkan agar bisa menarik wisatawan mancanegara. Atraksi yang disajikan juga harus lebih luar biasa lagi,” paparnya.
Hal senada disampaikan Kabid Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata, Wawan Gunawan.
“Dalam festival ini, kekayaan budaya Sunda disajikan dengan masif. Namun saya yakin bisa lebih baik lagi, sehingga bisa menjadi atraksi utama di Jawa Barat, dan menjadi pilihan wisatawan,” katanya.
Menpar menyambut baik pemecahan rekor ini. Menurutnya, pemecahan rekor ini mempunyai nilai yang luar biasa.
“Rekor budaya ini diciptakan di lokasi yang reputasinya sudah mendunia. Artinya, nilai dari event ini ikut terdongkrak,” paparnya.