Jawa Timur Selenggarakan Pasar Seni Lukis Indonesia 2018

Minggu, 14 Oktober 2018 | 11:30 WIB
Jawa Timur Selenggarakan Pasar Seni Lukis Indonesia 2018
Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018 resmi dibuka, Jumat (12/10/2018). Pembukaan ditandai dengan goresan cat Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, di Jatim Expo, Surabaya.

PSLI 2018 akan berlangsung hingga 21 Oktober 2018.

Selain jual beli karya lukis, banyak kegiatan lain yang mengisi PSLI 2018. Ada workshop seni lukis, melukis on the spot, dan melukis model. Selain itu,  ada juga pementasan teater, musik dan tari kontemporer.

Soekarwo, yang akrab disapa Pakde Karwo, mengatakan, seni lukis merupakan kebudayaan yang harus dilestarikan. Menurutnya, kebudayaan bisa menjadi air jernih yang menghapus segala hal negatif yang terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Jual Wisata di Selandia Baru, Booth Kemenpar Paling Besar!

Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018. (Dok: Kemenpar)
Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018. (Dok: Kemenpar)

"Ini simbol Jawa Timur. Meski di situ ada warna merah, biru, putih, kuning, itu warna pelangi. Di Jatim, warna-warna itu menyatu, jadi pelangi yang indah. Semuanya menyatu melalui kebudayaan," ujarnya.

Pakde Karwo menambahkan, kegiatan para seniman ini perlu dapat dukungan dari semua lapisan masyarakat, sebab seni bisa jadi penyeimbang kehidupan.

"Kita membutuhkan seni dalam kehidupan. Seni untuk menyeimbangkan kehidupan kita," kata lelaki berkumis lebat ini.

Menurutnya, seni dalam hal ini seni lukis termasuk industri kreatif yang harus terus dikembangkan.

“Ini sebetulnya menggambarkan tahap kehidupan kita yang sangat liberal. Pasar menjadikan kita saling tidak menyapa. Nah, seni ini mengembalikan kita pada kehidupan dan keluargaan kembali,” ungkapnya.

Baca Juga: Tahun Depan, Festival Tanjung Lesung Dibiayai Kemenpar Rp 1,5 M

Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018. (Dok: Kemenpar)
Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018. (Dok: Kemenpar)

Pakde Karwo sangat mengapresiasi pameran seni lukis ini. Apresiasi ide dan kreatifitas para seniman. Menurutnya, Jatim punya kemewahan luar biasa yakni setiap seni tumbuh dari keinginan masyarakat.

"Ini kesempatan yang sangat baik. Kami tiap tahun memberikan apresiasi terhadap seniman. Terima kasih kepada para seniman atas ide-ide yang dituangkan. Saya sangat senang pameran ini. Kalau bisa ada ide lain yang bisa dikembangkan untuk menghidupkan kesenian terutama seni lukis ini,” cetusnya.

Dia pun mengusulkan, karya-karya seni lukis Indonesia harus dipasarkan ke mencanegara. Kementerian Pariwisata juga diminta untuk turut mempromosikannya.

"Kita harus gotong royong dalam memasarkan karya seniman kita. Kementerian Pariwisata bisa mempromosikannya ke luar negeri, sementara kami yang akan menyediakan platform marketnya," tambahnya.

Tenaga ahli Menteri Pariwisata Bidang Kebudayaan, Taufik Rahzen, mengatakan, PSLI memiliki karakter yang tidak dimiliki daerah lain. Sebagai tim kurator 100 Wonderful Event CoE Kemenpar, Taufik menilai, PSLI sebagai event yang membuktikan keberlanjutannya.

"Ini bukan kebetulan. Sejak 2008, saat perekonomian global mulai goncang, termasuk dunia seni lukis yang hancur, PSLI justru mampu bertahan dan membuka harapan untuk pasar seni lukis. Itu salah satu alasan kami memasukkan event ini ke dalam 100 wonderful event," ujarnya.

Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018. (Dok: Kemenpar)
Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2018. (Dok: Kemenpar)

Ia menambahkan, pasar seni lukis sangat berpotensi menjadi destinasi wisata. Destinasi semacam ini bila dipermanenkan, akan bisa mendatangkan wisatawan mencanegara.

"Di beberapa tempat di dunia, seperti di Spanyol dan Prancis, dan Miami (Amerika Serikat), pasar seni rupa sudah menjadi destinasi wisata. Seniman berkumpul di satu tempat, berkarya dan menjual karyanya, akan orang dari berbagai daerah dalam dan luar negeri datang," terangnya.

Terkait tema yang diangkat, M Anis, Ketua Sanggar Merah Putih, yang juga penyelenggara menyatakan, beragam karya seni yang dipamerkan diharapkan bisa jadi bahan perenungan banyak pihak.

“Kondisi saat ini kita lebih banyak melihat orang berdebat ketimbang merenung, karena itu, kita perlu adanya sebuah kontemplasi,” tegas Anis.

Di PSLI 2018 juga ada kegiatan peduli bencana gempa Palu. Sebanyak 140 lukisan dari peserta PSLI didisplay khusus untuk dijual.

Nantinya, 50 persen dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk korban bencana.

"Sebenarnya, kami para seniman merasa tidak enak hati menggelar event, di saat ada saudara kita yang kena bencana. Namun karena ini sudah direncanakan lama, maka harus terus berlanjut. Maka dari itu, kita akan lakukan upaya sebisanya untuk turut membantu korban bencana," ujar Anis.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, turut mengapresiasi kegiatan PSLI 2018 ini. Menurutnya, event ini sangat bermanfaat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

"PSLI menyediakan wadah pasar bagi seniman. Sebuah sarana pertemuan antara supply produk orang kreatif di bidang seni dan demand dari para peminat seni," jelasnya.

Ia menambahkan, PSLI menjadi penting untuk sustainable industri kreatif, sebab industri kreatif butuh jejaring yang rutin dan pasti.

"Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi dunia seni. Belum stabilnya jejaring antara pelaku seni dan pasar harus dipikirkan bersama dan PSLI bisa menjawabnya," ujar menpar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI