F8 Tampilkan Solidaritas pada Difabel dan Korban Gempa Palu

Jum'at, 12 Oktober 2018 | 09:23 WIB
F8 Tampilkan Solidaritas pada Difabel dan Korban Gempa Palu
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuti. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sisi humanisme diperlihatkan dalam Calender of Event (CoE) Makassar International Eight Festival and Forum 2018. Di balik glamornya, event yang familiar sebagai F8 ini memperlihatkan solidaritasnya bagi korban bencana alam Palu-Donggala-Sigi, dengan tagline "Dari Makassar, Palu Bangkit", yang berlangsung 10-14 Oktober.

Opening ceremony F8 digelar Rabu (10/10/2018), pukul 20.30 WITA, di panggung utama Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Puluhan ribu pengunjung memadati tempat ini, sehingga beberapa ruas jalan menuju venue mengalami kemecetan panjang.

F8 memberikan 60 tempat duduk bagi anak-anak pengungsi korban bencana Palu-Donggala-Sigi. F8 juga melakukan penggalangan donasi bagi para korban.

Donasinya diberikan secara tunai maupun non tunai. Makassar sendiri adalah camp penampungan bagi 15 ribu korban bencana Palu-Donggala-Sigi.

“F8 ini besar. Rasa simpatinya luar biasa. Mereka memberikan perhatian lebih bagi para korban bencana di Palu-Donggala-Sigi. Sudah seharusnya mereka dihibur. Semoga para korban secepatnya dipulihkan,” ujar penyanyi, Once Mekel, Rabu (10/10/2018) malam.

Kehadiran Once menjadi penyempurna rangkaian panjang opening ceremony F8. Dengan gaya energiknya, penyanyi berusia 48 tahun ini membawakan 10 tembang. Lagu Kini Saatnya jadi pembuka. Adrenalin makin tinggi dengan lagu Arjuna, dilanjutkan Aku Mau (Kucinta Kau Apa Adanya).

Mengusung tema "Celebration in Diversity", F8 semakin dibius oleh Symphony yang Indah. Once memberikan kejutan melalui Dealova, derngan aransemen akustik.

Ikut larut dalam suasana, penonton pun ikut bernyanyi sembari melambaikan kedua tangan ke atas. Aksi pemilik nama lengkap Elfonda Mekel ditutup Separuh Napasku.

“Sekarang saatnya Palu-Donggala-Sigi. Saya sangat senang bisa berada di sini. Bagaimanapun, Makassar kota kelahiran saya. Rasanya seperti pulang kampung,” terang Once.

Sebelum Once, Reginna terlebih dahulu menggebrak panggung F8 dengan dua lagu terbaik. Konsep Celebration in Diversity ditegaskan dengan fashion show karya dari Priyo Oktaviano. Ada juga parade fashion show Busana Nusantara.

Baca Juga: Hari Kedua Synchronize Festival, Rhoma Irama Bawa Pesan Damai

Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuti, mengungkapkan, F8 bisa menjadi benchmark bagi penylenggaraan lain.

Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuti. (Dok: Kemenpar)
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar, Esthy Reko Astuti. (Dok: Kemenpar)

“F8 mampu bangkitkan semangat, dari Makassar, Palu bangkit bersama-sama. F8  luar biasa. Baru digelar 2 kali tapi sudah masuk Calendar of Event. F8 juga bisa digunakan sebagai benchmark. Konten F8 sangat menginspirasi dan cepat merespons fenomena yang terjadi,” tegas Esthy.

F8 sukses mengangkat budaya lokalnya. Ada kolaborasi besar Tari Gandrang Bulo dengan Tari Padduppa. Tarian ini dibawakan secara massal oleh 200 pelajar di Makassar.

Gerakannya dinamis dan mengalamai eksplorasi pengembangan besar. Sembari menari, para siswa pun membawakan nyanyian khas Makassar, Cincing Banca.

Display budaya lokal dikuatkan dengan Tari Empat Etnis Modern. Tarian ini menggambarkan kekayaan Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar, yang dibawakan massal oleh 400 penari.

Penari memakai Baju Bodo khas Bugis-Makassar, lalu rambutnya ditata ala Toraja. Mereka juga lengkap membawa kain sutera.

F8 juga membagi panggungnya untuk kreativitas kaum difabel.

“Sesuai konsep dasar, F8 ini sangat unik. Ada banyak pilihan dengan konsep jelas yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Festival ini menjadi etalase terbaik budaya lokal. Ini tentu magnet kuat untuk menarik jumlah kunjungan wisatawan,” kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauzi.

Memasuki tahun ketiga, F8 menjadi tempat berkumpul terbaik berbagai latar belakang. Festival ini pun dikunjungi sekitar 50 bupati/walikota se-Indonesia. Realisasi ini naik dua kali lipat dari slot 25 kursi yang disiapkan.

Baca Juga: Festival Pesona Raja Ampat 2018 Jadi Incaran Turis Mancanegara

Selain lokal, beberapa negara juga mengirimkan dutanya, seperti Australia, Jerman, Filipina, Swiss, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Prancis.

“Solidaritas kemanusiaan, persahabatan, dan kemeriahan melebur menjadi satu di F8. Kami berharap ada semangat baru yang dibawa pengunjung dari F8, sebab inspirasi yang ditiupkan sangat kuat. Kami bangga dengan penyelenggaraan event ini. Enjoy F8,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryOfTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok.

REKOMENDASI

TERKINI