Suara.com - Selama ini ukuran penis sering disebut-sebut memengaruhi kepuasan dalam bercinta. Meski masih diragukan keabsahannya, banyak lelaki yang was-was akan hal ini. Dan kini, sebuah studi terbaru menyebut bahwa lelaki dengan penis kecil cenderung lebih rentan mengalami gangguan kesuburan dibanding lelaki dengan penis berukuran normal.
Temuan ini didapat setelah peneliti menganalisis 800 lelaki yang mengunjungi klinik kesehatan seksual selama tiga tahun. Rata-rata temuan mengungkapkan, lelaki yang tidak subur memiliki penis dengan ukuran yang lebih pendek dibandingkan lelaki subur. Lelaki subur memiliki panjang penis rata-rata 13,4 sentimeter, sementara lelaki yang tidak subur sekitar 12,5 sentimeter.
"Ini mungkin bukan perbedaan yang mencolok, tetapi ada signifikansi statistik yang jelas," kata ketua peneliti Dr. Austen Slade dari Utah University di Salt Lake City.
Namun, Slade dengan tegas memastikan bahwa lelaki dengan penis pendek tidak perlu khawatir tentang risiko gangguan kesuburan untuk saat ini. Menurutnya, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah perbedaan ukuran penis yang lebih besar dapat menyebabkan ketidaksuburan yang lebih parah.
Baca Juga: Amien Rais Diminta Datang ke KPK Bongkar Kasus Korupsi Mangkrak
Sheena Lewis, seorang profesor di Queen's University di Belfast, adalah salah satu ahli yang mengkritik hasil penelitian tersebut. Ia mengatakan temuan tersebut masih sangat prematur.
"Satu hal yang membuat lelaki takut adalah masalah ukuran penis. Dengan temuan ini, mereka akan merasa bahwa untuk menjadi seorang ayah harus memiliki ukuran penis yang panjang," tambah Lewis.
Ini bukan studi pertama yang berusaha mencari hubungan antara ukuran organ intim dan kesuburan. Beberapa tahun yang lalu, penelitian telah menemukan kaitan antara jarak anogenital atau AGD, yang merupakan jarak dari titik tengah anus ke organ intim, dengan gangguan kesuburan.
Menurut sebuah studi yang terbit tahun 2011 lalu ini, lelaki yang AGD-nya lebih rendah dari panjang rata-rata sekitar 5 sentimeter, berpotensi tujuh kali lebih mungkin mengalami gangguan kesuburan dibandingkan dengan mereka yang memiliki AGD lebih panjang.
"Jika seseorang memiliki AGD pendek, terutama jika mereka cukup lama menunggu untuk hamil, saya akan merekomendasikan mereka untuk bertemu dokter kandungan," ujar peneliti utama Shanna Swan.
Baca Juga: Sidak, Polisi Sita Ponsel di Sel Tahanan Ratna Sarumpaet
Beberapa faktor yang memengaruhi AGD ini antara lain paparan bahan kimia phthalates yang ada di kosmetik, kemasan makanan, hingga pembersih rumah tangga.