Sutopo BNPB Ultah, Simak Kisah Harunya Lahir di Tikar Tetangga

Minggu, 07 Oktober 2018 | 13:54 WIB
Sutopo BNPB Ultah, Simak Kisah Harunya Lahir di Tikar Tetangga
Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Dok. Pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho alias Sutopo BNPB, hari ini, Minggu (7/10/2018), merayakan hari ulangtahunnya yang ke-49 tahun

Di hari bersejarahnya ini ternyata ada kisah haru yang begitu membekas di hatinya hingga kini saat lelaki kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 itu dilahirkan.

Sutopo Purwo Nugroho yang merupakan anak pertama dari pasangan Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari sejak kecil hidup prihatin. Bersama orangtuanya yang berprofesi guru tinggal di Boyolali dan mengontrak rumah gedek alias rumah bambu.

"Kalau dengar cerita ibu saya atau bapak saya, ya kami dari keluarga miskin. Mengontrak rumah di Boyalali, rumah gedek, bolong-bolong, dimakan rayap, lantainya dari tanah dan belum ada listrik," kenang Sutopo Purwo Nugroho kepada Suara.com saat ditemui di kantornya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Artis Jadi Jurkam: Kompeten atau Cuma Pemanis?

Sutopo Purwo Nugroho juga mengaku saat dilahirkan 49 tahun lalu bukan di rumah sakit, melainkan di rumah dengan beralaskan tikar milik tetangga. "Saya lahir bukan di rumah sakit, tapi dengan bidan di rumah, pakai tikar pinjaman tetangga," ungkapnya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (29/12/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (29/12/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Masa-masa prihatin Sutopo Purwo Nugroho berlanjut bahkan ketika mulai beranjak dewasa. Ia mengatakan, untuk bisa makan telur saja mesti menunggu waktu yang spesial seperti Hari Raya Lebaran.

Duduk di kelas 5 SD, Sutopo Purwo Nugroho mengaku masih merasakan pergi sekolah tanpa sepatu. "SD kelas 5 saya masih nyeker. Saya mengalami betul itu namanya susah," kenang lelaki yang akrab disapa Pak Topo ini.

Meski demikian segala keterbatasan ekonomi tersebut tak menyurutkan semangat Sutopo kecil untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah menamatkan SD, SMP dan SMA di Boyolali, ia melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Di kampus bergengsi inilah ia menyabet gelar S-1 geografi pada 1993, bahkan menjadi lulusan terbaik.

Belum puas dengan gelar tersebut, Sutopo Purwo Nugroho lalu melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan berhasil meraih gelar S2 dan S3 di bidang hidrologi. Kini, ia dikenal sebagai sosok pengawal informasi bencana sejak menjabat sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB.

Baca Juga: Kenali Bedanya Manfaat Body Milk, Body Cream dan Body Lotion

Kiprahnya sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB begitu fenomenal dan inspiratif. Ini dikarenakan meski tengah diberi cobaan berupa penyakit kanker paru stadium 4B, Sutopo Purwo Nugroho tetap bekerja giat memberikan informasi akurat mengenai berbagai bencana yang terjadi di Indonesia plus penanggulangannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI