Interaksi yang terjadi dalam kelompok tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar seseorang dalam mengatasi permasalahan sehari-hari.
"Namun karena dasarnya adalah pengalaman individu, belum tentu apa yang berhasil diterapkan oleh satu orang, berhasil juga diterapkan orang lain. Sehingga penting juga untuk melihat solusi yang didasari penelitian dari ahlinya," jelas Nadya.
Hebatnya lagi, bergabung dalam komunitas, kata Nadya, bisa menjadi cara bagi para ibu untuk menurunkan stres. Apalagi bagi mereka yang belum memiliki pengalaman sama sekali dalam mengurus buah hati.
"Misal, karena anak nggak pup tiga hari ibu-ibu pasti stres, tapi kalau pup terus-terusan dalam sehari juga stres. Jadi memang perempuan punya kebutuhan berbicara yang lebih banyak dibandingkan laki-laki untuk merilis stresnya. Kalau suami tidak bisa menampung kebutuhan kita bicara, kita harus cari cara lain. Di situlah peran komunitas dan support system dibutuhkan," jelas Nadya menutup perbincangan.
Bagaimana mom, tertarik bergabung di Komunitas Sahabat Ibu Pintar?