Suara.com - Selalu merasa lelah untuk berangkat bekerja? Anda mungkin bukan satu-satunya orang di dunia yang merasa seperti itu, karena faktanya, data terbaru di Australia mengungkapkan kurang tidur telah menjadi alasan utama sekitar rata-rata 6,8 juta orang pekerja mengambil cuti kelelahan dan sakit setiap tahun hingga merugikan hingga 3,7 juta USD.
Hasil tersebut dikeluarkan oleh badan Sealy Sleep Census, sebuah badan survei independen yang melakukan survei kepada sekitar 5000 orang Australia dilansir News.
Survei itu juga mengungkapkan bagaimana satu dari lima orang Australia akan menggunakan tiga hari atau lebih untuk mengambil cuti sakit karena alasan kelelahan.
Pekerja kantoran juga dianggap sebagai kelas pekerja paling menderita masalah kekurangan tidur dan empat kali lebih mungkin memiliki masalah tidur.
Baca Juga: Dibohongi Ratna Sarumpaet, Fadli Zon Minta Maaf ke Publik
Pekerja penuh waktu juga dua kali lebih mungkin untuk terjebak minum-minuman alkohol, menonton TV dan bermain HP bahkan 30 menit sebelum pergi tidur.
Kita menghadapi epidemi kurang tidur yang bukan hanya berpengaruh pada pekerjaan tapi juga pada kesehatan dan kesejahteraan. Dengan tingginya masalah kesehatan kronis seperti obesitas dan tipe dua diabetes yang berhubungan dengan kurang tidur," kata ahli tidur dari CQUniversity, Dr Amy Reynolds.
Kata Reynolds, masalah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
"Hal simpel untuk meningkatkan kualitas tidur adalah dengan mengatur waktu tidur menjadi tujuh sampai delapan jam setiap malam, gunakan satu jam untuk bersantai, meninggalkan penggunaan teknologi di dalam kamar, menghindar dari kafein setelah makan siang dan membuat kamar menjadi tempat yang nyaman dengan temperatur yang terkontrol," katanya.
Data-data tersebut dirilis dalam acara National Sleep Awareness Week di Australia, yakni alasan utama sekitar rata-rata 6,8 juta orang pekerja mengambil cuti sakit karena kelelahan setiap tahun di Australia.
Baca Juga: Terseret Hoaks Ratna, Farhat Abbas Tuntut Prabowo Minta Maaf