Wow, Banyuwangi Siap Menjadi Geopark Nasional

Selasa, 02 Oktober 2018 | 18:00 WIB
Wow, Banyuwangi Siap Menjadi Geopark Nasional
Menteri Pariwisata, Arief Yahya. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Langkah Banyuwangi untuk menjadi Geopark Nasional semakin terbuka lebar. Surat keputusan (SK) Bupati pembentukan Tim Badan Pengelola Geopark Banyuwangi sudah dikeluarkan.

Status ini akan semakin melengkapi prestasi Banyuwangi. Sebelumnya, Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer dunia oleh UNESCO.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, tim jejaring Geopark Indonesia sudah meninjau Banyuwangi. Kota itu dinilai layak untuk diajukan menjadi Geopark Nasional.

"Saya sudah mengeluarkan SK-nya. Tim BP Geopark Banyuwangi juga sudah dibentuk. Semua dokumen yang dibutuhkan sudah dibawa tim ke Jakarta," ujarnya, Sabtu (29/9/2018).

Baca Juga: Geopark Ciletuh-Palabahunratu Resmi Jadi "Unesco Global Geopark"

Tim BP Geopark Banyuwangi terdiri dari Suhaili Yalin (IKAWANGI Bandung), Januarani Razak (Alumni ITB 81), Oman Abdurahman (Alumni ITB 81), dan Kemilau Fiska Noyta.

"Tim Geopark Banyuwangi telah membuat rencana kegiatan hingga satu bulan ke depan. Fokus kegiatan adalah penyusunan Dossier Geopark Nasional," ungkapnya.

Berdasarkan penilaian, Banyuwangi memiliki tiga kekhasan geologi yang distandarkan UNESCO. Ketiga kekhasan itu meliputi geodiversity (keragaman bumi), biodiversity (keragaman hayati) dan cultural diversity.

"Secara geologis, di sini ada pantai dan gunung yang masih terjaga kealamiannya, yang didukung biodiversity-nya. Dari cultural diversity-nya, Banyuwangi dihuni suku yang beragam. Dari semua kekhasan ini, Banyuwangi memungkinkan meraih status geopark nasional,” jelasnya.

Menurut Anas, dengan ditetapkannya Banyuwangi sebagai taman nasional geopark, maka akan menjadi nilai tambah bagi Banyuwangi.

Baca Juga: Belitung Disiapkan Jadi Geopark Dunia

“Dengan menjadi geopark, maka ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan, termasuk keuntungan ekologi. Artinya, sumber daya alam hayati dan budaya dalam cagar biosfer terlindungi dan terkelola dengan baik,” ujarnya lagi.

Konsep geopark memiliki standar sendiri. Di antaranya mengacu pada pengembangan kawasan yang memberikan pengaruh terhadap konservasi, edukasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Konsep ini diperkenalkan pertama kali oleh UNESCO pada 2000-an. Geopark tidak hanya menjaga kelestarian alam, namun juga meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Saat ini, hanya ada dua geopark di Indonesia telah masuk warisan UNESCO, yakni Geopark Gunung Batur (Bali) dan geopark Gunungsewu (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar, Rizki Handayani Mustafa menambahkan, pihaknya siap mengakomodir hal tersebut. Caranya dengan merangkul stakeholder pariwisata Academician, Business, Community, Government, dan Media (ABCGM).

“Rencananya, tahun ini juga Banyuwangi diusulkan sebagai taman nasional geopark. Kami siap mendukung sepenuhnya,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki ini.

Ia menambahkan, ekowisata semakin diminati masyarakat, karena masyarakat dapat langsung menerima manfaat sebagai pelaku ekonomi, khususnya pada kegiatan ekowisata, baik secara aktif maupun pasif.

"Kami juga sering menyelenggarakan bimbingan teknis ekowisata. Tujuannya sangat jelas, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemandu ekowisata menjadi interpreter," tutur Kiki.

Kiki menambahkan, berbagai usaha peningkatan kualitas kegiatan ekowisata di Indonesia terus dilakukan. Tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kemenpar sendiri memiliki proyeksi target ekowisata di Indonesia pada 2019, yaitu menarik 3.150.000 wisman. Sebanyak 35 persen diantaranya dihasilkan dari geopark , atau sebanyak 1.102.500 wisman.

Lalu Ekowisata di Kawasan Hutan Konservasi sebesar 40 persen, dan ketiga, ekowisata di kawasan hutan non konservasi sebanyak 25 persen, atau 787.500 wisman.

"Konservasi harus memberikan manfaat yang seimbang untuk keberlanjutan lingkungan, sosial budaya, dan nilai ekonomi masyarakat," pungkas Kiki.

REKOMENDASI

TERKINI