Kedua, menetapkan destinasi kuliner.
“Sudah diputuskan, ada tiga destinasi kuliner Indonesia yaitu: Bali, Joglosemar, dan Bandung. Di Phnom Penh ada Warung Bali, Ada Borobudur Restaurant yang mewakili Joglosemar. I itu sudah tepat,” ucap menteri asal Banyuwangi itu.
Ketiga, mengembangkan resto di luar negeri seperti yang ditempuh Pemerintah Thailand.
“Saya yakin, negara harus mengambil peran ini dalam rangka mendorong diplomasi kuliner. Namun karena anggaran terbatas, maka kita harus mencari jalan lain yang lebih smart dan efisien, yaitu dengan melakukan co-branding dengan restoran Indonesia yang selama ini sudah eksis di luar negeri,” ucapnya.
Baca Juga: Pameran di Kamboja, Kopi Indonesia Diborong
Caranya bukan dengan membangun resto baru, tapi membantu mempromosikan resto Indonesia yang sudah ada di luar negeri.
“Resto-resto ini harus kita pilih dan kita kurasi agar bisa menjadi wajah Indonesia di luar negeri. Mereka harus menyajikan setidaknya 1 dari 5 national food kita dan harus mempromosikan national foods tersebut ke para wisman di masing-masing negara. Terimakasih Pak Dubes Sudirman. Melalui ITTP 2018, wajah Wonderful Indonesia jadi terlihat cantik di Phnom Penh,” ujar Arief.