Menpar mengacungkan jempol langkah ITDC mengembangkan Mandalika. Sebelum membangun infrastruktur, yang dibangun adalah community atau masyarakatnya.
"Sebelum dibangun infrastruktur, mereka bangun dulu, lalu dibangun juga UMKM Center, sehingga itu bisa meredam gangguan-gangguan. Setelah itu, Mandalika menyinergikan UMKM dalam sentral koordinasi untuk mengembangkan UMKM di kawasan," paparnya.
Agar pembangunan infrastruktur berjalan, lanjut Menpar, bupati dan gubernurnya harus sejalan. Satu visi misi menjadikan pariwisata sebagai penghasil devisa dan Produk Domestik Bruto (PDB).
"Semuanya harus kompak. Lihat Danau Toba sekarang. Pembangunan infrastruktur pesat, mulai dari bandara internasional hingga hotel. Semuanya dimulai dari nol. Padahal Danau Toba ada 7 bupati, tapi semuanya sepakat satu visi misi dalam membangun Danau Toba," tuturnya.
Baca Juga: Tahun Depan, Festival Tanjung Lesung Dibiayai Kemenpar Rp 1,5 M
Arief menambahkan, saat ini Tanjung Lesung membutuhkan aksesibilitas laut dan udara yang memadai. Banten harus punya bandara sendiri. Untuk transportasi laut, bisa berupa Marina.
"Dua fasilitas tersebut tentunya akan berdampak positif untuk mempercepat infrastruktur lainnya. Ini akan meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan,” katanya.
Untuk pembiayaan, disarankan memanfaatkan lembaga keuangan pemerintah, seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI), PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Sarana Multigriya Financial, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA), dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir.
"Kita kemarin sudah MoU dengan Menteri Keuangan. Sekarang pariwisata sudah bisa memanfaatkan kredit ekspor impor untuk financing. ITDC dapat 1,3 triliun, bunga 5 persen. Silakan datang ke lembaga-lembaga itu, sekalian bawa proposalnya," pungkas menteri yang membawa Kemenpar di posisi nomor 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinitryOfTourism2018 se-Asia Pacific di Bangkok, 20 September 2018.
Sementara itu, Direktur PT Jababeka Tbk Hyanto Wihadhi menambahkan, dive center ini terbukti memicu investor swasta masuk Tanjung Lesung. Ini merupakan langkah awal agar potensi wisata bahari di Tanjung Lesung bisa tereksplor maksimal.
Baca Juga: Kemenpar Bahas Investasi Pariwisata dalam Rakornas III
"Saat ini sudah masuk investor dari Australia. Mereka membangun cluster hostel di kawasan KEK Tanjung Lesung. Selain itu, juga tengah dilakukan kajian bersama investor pengembangan glamping, berupa container menjadi hotel dan karavan dari bus-bus Damri," jelas Hyanto.