Ada Roh Little Netherland di Festival Kota Lama Semarang

Minggu, 23 September 2018 | 19:30 WIB
Ada Roh Little Netherland di Festival Kota Lama Semarang
Suasana Little Netherland saat festival [Suara.com/Adam Iyasa].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kawasan Kota Lama Semarang kembali menggelar event tahunan Festival Kota Lama. Upaya yang dilakukan adalah menghidupkan kembali roh kawasan yang dikenal Little Netherland, dengan suasana tempo doeloe.

Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt (Kota Tua) memiliki luas sekitar 31 hektar. Dahulu kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga mendapat julukan Little Netherland.

Festival Kota Lama benar-benar menggugah kenangan dan kangen-kangenan suasana dulu. Beberapa ruas jalan di Kota Lama disetting suasana layaknya jaman dahulu.  Seperti di Jalan Letjend Suprapto yang membelah Kota Lama, jalan ini dahulu disebut Heeren Straat, sebuah jalur yang mempercepat perhubungan antar ketiga pintu gerbang kawasan sekitar.

Di jalan ini, dijadikan pusat event berupa Pasar Sentiling. Sebuah pasar tempo dulu awal Kota Semarang berbaur antara asimilasi budaya, Jawa, Arab, Cina, dan Eropa.

Baca Juga: Prabowo Gunakan Filosofi Sapu Lidi untuk Bersihkan Lawan

Aneka kuliner legendaris seperti jamu jun, lumpia, ganjel rel, dan masih banyak lagi hidangan yang membawa pengunjung kepada zaman old. Kuliner lumpia asal Semarang juga unjuk tampil. Dihadirkan stand Bonlancung yang merupakan kampung pembuatan kulit lumpia terbesar yang ada di Indonesia.

Untuk mencicipi hidangan ini, caranya unik. Dengan menggunakan uang kertas yang harus ditukar dengan lembar uang asli mulai dari pecahan Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10.000, sampai Rp 20.000.

"Cara bayarnya ditukar dulu dengan uang kertas pecahan. Unik dan kreatif, kita anak muda jadi suka," papar Putri Nanda, mahasiswi asal Kendal, salah satu pengunjung.

Unik, menggunakan uang kertas lama untuk transaksi hidangan dan cendera mata [Suara.com/Adam Iyasa].
Unik, menggunakan uang kertas lama untuk transaksi hidangan dan cendera mata [Suara.com/Adam Iyasa].

Laman berikut adalah bincang-bincang dengan gubernur Jawa Tengah menyoal roh Kota Lama.

Kontributor : Adam Iyasa

Baca Juga: Tolak Vaksinasi, Perempuan Ini Meninggal Terinfeksi Ebola

Kendati membawa kenangan jadul, Festival Kota Lama juga bersahabat bagi milenial. Sejumlah gelaran lainnya tergelar seperti Pekan Film Kota Lama, panggung jazz, fashion show, jambore ekonomi kreatif, dan lomba street photography, yang dihelat 20 - 23 September 2018.

Area dolanan lawas juga tersedia disini, seperti wayang suket (rumput), pernah berjaya pada masanya dihidupkan kembali dengan workshop dan bermain dalang dengan wayang suket.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo senang dengan mulai dihidupkannya ruh Kota Lama Semarang. Event ini sangat membantu kembali hidupnya kawasan cagar budaya (living heritage) ke depannya.

"Kawasan ini harus ditiupkan roh, harus ditiupkan rasa bahwa di sini bukan hanya manusia yang ada, bukan hanya bangunan yang asyik buat selfie, tapi ada nuansa yang tercipta di sini," kata Ganjar Pranowo saat hadir di Festival Kota Lama.

Hidangan zaman old yang selaras dengan generasi milenial [Suara.com/Adam Iyasa].
Hidangan zaman old yang selaras dengan generasi milenial [Suara.com/Adam Iyasa].

Ia mengatakan gedung-gedung bersejarah di kota lama yang asyik buat selfie memang berhasil memikat wisatawan, namun itu belum cukup.

"Maka saya minta tiap Minggu ada acara di sini. Akhirnya ide-ide lahir di sini. Saya tidak ingin festival ini hanya satu tahun sekali, akan tetapi tiap Minggu. Buat apapun, festival dalang, festival lari atau apapun," katanya.

Sementara, Ketua Panitia Festival Kota Lama, Didiek Hardiana Prasetyo mengatakan telah menyiapkan beragam pertunjukan tradisi hingga modern. Dengan mengundang seniman ternama dari Ki Anom Suwito hingga Tohpati Bertiga.

"Juga ada jelajah Kota Lama sambil mengenal sejarah yang tersimpan di dalam gedung - gedung tua di kawasan ini bersama Bersukariawalk Tour," katanya.

Kontributor : Adam Iyasa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI