Kendati membawa kenangan jadul, Festival Kota Lama juga bersahabat bagi milenial. Sejumlah gelaran lainnya tergelar seperti Pekan Film Kota Lama, panggung jazz, fashion show, jambore ekonomi kreatif, dan lomba street photography, yang dihelat 20 - 23 September 2018.
Area dolanan lawas juga tersedia disini, seperti wayang suket (rumput), pernah berjaya pada masanya dihidupkan kembali dengan workshop dan bermain dalang dengan wayang suket.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo senang dengan mulai dihidupkannya ruh Kota Lama Semarang. Event ini sangat membantu kembali hidupnya kawasan cagar budaya (living heritage) ke depannya.
"Kawasan ini harus ditiupkan roh, harus ditiupkan rasa bahwa di sini bukan hanya manusia yang ada, bukan hanya bangunan yang asyik buat selfie, tapi ada nuansa yang tercipta di sini," kata Ganjar Pranowo saat hadir di Festival Kota Lama.
![Hidangan zaman old yang selaras dengan generasi milenial [Suara.com/Adam Iyasa].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/09/23/81540-kota-lama-3.jpg)
Ia mengatakan gedung-gedung bersejarah di kota lama yang asyik buat selfie memang berhasil memikat wisatawan, namun itu belum cukup.
"Maka saya minta tiap Minggu ada acara di sini. Akhirnya ide-ide lahir di sini. Saya tidak ingin festival ini hanya satu tahun sekali, akan tetapi tiap Minggu. Buat apapun, festival dalang, festival lari atau apapun," katanya.
Sementara, Ketua Panitia Festival Kota Lama, Didiek Hardiana Prasetyo mengatakan telah menyiapkan beragam pertunjukan tradisi hingga modern. Dengan mengundang seniman ternama dari Ki Anom Suwito hingga Tohpati Bertiga.
"Juga ada jelajah Kota Lama sambil mengenal sejarah yang tersimpan di dalam gedung - gedung tua di kawasan ini bersama Bersukariawalk Tour," katanya.
Kontributor : Adam Iyasa
Baca Juga: Prabowo Gunakan Filosofi Sapu Lidi untuk Bersihkan Lawan