Suara.com - Kawasan Kota Lama Semarang kembali menggelar event tahunan Festival Kota Lama. Upaya yang dilakukan adalah menghidupkan kembali roh kawasan yang dikenal Little Netherland, dengan suasana tempo doeloe.
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt (Kota Tua) memiliki luas sekitar 31 hektar. Dahulu kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga mendapat julukan Little Netherland.
Festival Kota Lama benar-benar menggugah kenangan dan kangen-kangenan suasana dulu. Beberapa ruas jalan di Kota Lama disetting suasana layaknya jaman dahulu. Seperti di Jalan Letjend Suprapto yang membelah Kota Lama, jalan ini dahulu disebut Heeren Straat, sebuah jalur yang mempercepat perhubungan antar ketiga pintu gerbang kawasan sekitar.
Di jalan ini, dijadikan pusat event berupa Pasar Sentiling. Sebuah pasar tempo dulu awal Kota Semarang berbaur antara asimilasi budaya, Jawa, Arab, Cina, dan Eropa.
Baca Juga: Prabowo Gunakan Filosofi Sapu Lidi untuk Bersihkan Lawan
Aneka kuliner legendaris seperti jamu jun, lumpia, ganjel rel, dan masih banyak lagi hidangan yang membawa pengunjung kepada zaman old. Kuliner lumpia asal Semarang juga unjuk tampil. Dihadirkan stand Bonlancung yang merupakan kampung pembuatan kulit lumpia terbesar yang ada di Indonesia.
Untuk mencicipi hidangan ini, caranya unik. Dengan menggunakan uang kertas yang harus ditukar dengan lembar uang asli mulai dari pecahan Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10.000, sampai Rp 20.000.
"Cara bayarnya ditukar dulu dengan uang kertas pecahan. Unik dan kreatif, kita anak muda jadi suka," papar Putri Nanda, mahasiswi asal Kendal, salah satu pengunjung.
Laman berikut adalah bincang-bincang dengan gubernur Jawa Tengah menyoal roh Kota Lama.
Kontributor : Adam Iyasa
Baca Juga: Tolak Vaksinasi, Perempuan Ini Meninggal Terinfeksi Ebola