Perlu diingat bahwa pelaku kekerasan emosional biasanya memiliki sifat manipulatif. Artinya, pasangan Anda sengaja merendahkan Anda, membuat Anda tidak berdaya, dan menempatkan Anda sebagai pihak yang bersalah supaya Anda terus-terusan minta maaf.
Jika Anda memang menyadari telah berbuat salah, tentu meminta maaf adalah langkah yang tepat. Akan tetapi jika Anda yakin benar bahwa Anda tidak salah, punya buktinya, dan tudingan tanpa alasan ini terus-terusan terjadi, pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut.
5. Pasangan selalu tidak ada untuk Anda
Pada awalnya, pasangan akan bersikap manis dan romantis dengan memberikan bunga atau barang-barang kesukaan Anda.
Baca Juga: Neno Warisman Masuk, Timses Prabowo Didaftarkan ke KPU Besok
Tak lain, hal ini bertujuan untuk membuat Anda percaya bahwa ia menyayangi Anda. Setelah Anda larut dalam ‘permainan’nya, pasangan akan mulai bersikap manipulatif dan berperilaku kasar secara verbal.
Lagi-lagi, dia akan berdalih bahwa ini merupakan bentuk kasih sayangnya terhadap Anda. Tanpa sadar, Anda akan mulai menyalahkan diri sendiri karena sudah menuduh yang tidak-tidak.
6. Meremehkan
Apabila setiap kali diskusi atau bertengkar, ia justru mengakhiri pembicaraan dengan mendiamkan atau menolak mentah-mentah untuk mendengarkan Anda sehingga membuat Anda tidak berdaya dan dihargai.
Atau jika pasangan Anda terus-terusan merendahkan martabat dan kepercayaan diri. Misalnya Anda baru saja menang lomba esai menulis atau proyek kantor pimpinan Anda baru gol.
Baca Juga: Indra Sjafri: Formasi Tergantung Kualitas Pemain
Bukannya mengucapkan kata selamat dan menyemangati, pasangan yang abusive justru akan meremehkan Anda. “Pantas saja kamu menang. Pesertanya paling cuma sedikit, kan lingkupnya kecil.”