“Satu KEK Kepi membawahi berbagai destinasi. Kepri punya Anambas, Natuna, Pulau Moro Besar, dan ribuan pulau lainnya. Kalau masing-masing pulau dibuatkan sebagai destinasi di bawah KEK Kepri, akan banyak investor yang hadir,” ungkapnya.
Bagaimana dengan hutan yang ada di destinasi? Apa nantinya tidak terancam? Ekosistem menjadi terganggu? Ujung-ujungnya hilang?
Soal ini, Djohan punya jawabannya.
“Saya justru tenang, karena hutan terjaga. Nggak ada lagi illegal logging. Nggak mungkin juga disertifikatkan. Artinya, kawasannya tetap, nggak berkurang,” ujarnya.
Baca Juga: Festival Bahari Kepri Pamerkan Keindahan Laut pada Para Yachter
Komentar menpar pun seirama. Menurutnya, pariwisata merupakan sektor yang paling kecil menimbulkan kerusakan.
“Ini karena prinsip pembangunan pariwisata adalah sustainable atau berkelanjutan. Lingkungan yang terjaga merupakan aset bagi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan,” paparnya.
Ditambah lagi, tren dunia sedang mengarah ke sana. Pengembangan pariwisata selalu mempertimbangkan unsur 3P.
“Ada planet-alam, people-masyarakat, dan prosperity-kesejahteraan. Aspek people itu, kita harus perhatikan apa keinginan wisatawan. Lalu planet adalah bagaimana kita merawat dan menjaga tempat-tempat wisata, dan terakhir, prosperity, kita wajib perhatikan nilai-nilai ekonomis dari sebuah tempat wisata,” ujar Arief.