Joel Bacha, Accelerator Project Director Room to Read selaku partner utama dalam pendirian perpustakaan ke-100 mengaku bangga bisa berkontribusi untuk mencerahkan wawasan anak-anak setempat sehingga lebih berani untuk bermimpi besar.
"Kami bangga konsep perpustakaan ramah anak telah diterapkan di Ende. Kami percaya bahwa perubahan dunia dimulai dari anak-anak yang berpendidikan. Melalui kerjasama dengan Taman Bacaan Pelangi, kami berkomitmen untuk membantu meningkatkan kebiasaan dan kemampuan membaca anak-anak di Indonesia," kata Bacha.
Nila menambahkan, Ia merasakan betul bagaimana perubahan anak-anak pelosok di Indonesia Timur yang senang bisa memiliki perpustakaan baru di sekolahnya. Menurutnya, dengan hadirnya perpustakaan, anak-anak memiliki pandangan yang berbeda tentang suatu hal dan mulai berani untuk memiliki cita-cita yang tinggi.
"Pertama tentu kemampuan bahasa Indonesia mereka meningkat sejak ada perpustakaan, karena sehari-hari pakai bahasa daerah. Nah perubahan lain yang saya lihat mereka jadi memiliki pandangan berbeda, ketika saya tanya cita citanya apa, kalau nggak guru ya pemuka agama. Lalu berapa bulan kemudian setelah perpustakaan berdiri, cita cita mereka jadi berubah, lebih aneka ragam," tandas dia.
Baca Juga: Seribu Guru Bantu Bangun Perpustakaan di Sumba Barat